Perpustakaan desa yang dihadirkan tersebut berbasis inklusi sosial untuk mempermudah masyarakat memperoleh akses pengetahuan baik secara langsung di perpustakaan maupun melalui internet

Pontianak (ANTARA) - Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi mengatakan dalam rangka meningkatkan literasi di Indonesia pihaknya menghadirkan 500 perpustakaan desa setiap tahunnya.

“Perpustakaan desa yang dihadirkan tersebut berbasis inklusi sosial untuk mempermudah masyarakat memperoleh akses pengetahuan baik secara langsung di perpustakaan maupun melalui internet,” katanya saat menjadi narasumber dalam Ngobrol Bareng LKBN ANTARA melalui zoom meeting dengan tema "Peran Perpustakaan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat di saat Pandemi" yang dipantau di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat.

Ia menyebutkan dari total anggaran Perpusnas dari APBN Rp675 miliar yang sudah ketuk palu oleh DPR untuk tahun 2021, terdapat Rp150 miliarnya untuk perpustakaan berbasis inklusi sosial tersebut.

“Harapan kami program ini dalam lima tahun ke depan bisa meningkatkan layanan perpustakaan sesuai kebutuhan dan komitmen masyarakat berbasis inklusi sosial,” katanya.

Sejauh ini, kata dia, terdapat 164 ribuan perpustakaan di Indonesia dari berbagai jenis dan tersebar di 34 provinsi dan hingga pelosok negeri.

“Kita terus memperkuat Perpusnas baik sebagai pembina bagi perpustakaan yang ada, rujukan, pusat penelitian, menghimpun karya, jejaring, pelestarian karya dan intelektual dan lainnya,” katanya.

Terkait di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) pihaknya tidak memungkiri menghadapi tantangan dan kendala berupa akses baik berupa infrastruktur ke lokasi maupun jaringan yang terbatas. Termasuk di daerah tersebut minim pustakawan profesional.

“Namun untuk menjangkau terobosan diciptakan dan itu harus melibatkan semua pihak. Kita sangat berterima kasih untuk di daerah adanya komitmen penggerak literasi yang membantu menghadirkan literasi bergerak dan lainnya untuk menjangkau daerah. Tentu kita bantu mereka juga,” katanya.

Ia menyebutkan saat ini terdapat 9,8 persen pendudukan Indonesia belum sejahtera dalam arti ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar yang berdampak terhadap berbagai aspek termasuk pendidikan. Pendidikan rendah berkait kesejahteraan rendah. Itu juga dampak dari akses informasi rendah dan konektivitas teknologi informasi dan konten yang rendah pula.

“Untuk itu, perpustakaan hadir sangat penting untuk akses informasi tersebut. Lewat perpustakaan Bagaimana meningkatkan literasi. Literasi ditingkatkan melalui meningkatkan minat baca, memperluas akses informasi ke seluruh pelosok tanah air dan akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan juga,” katanya.

Untuk kemajuan Perpusnas, dukungan semua pihak termasuk dari Komisi X DPR dan kementerian terkait yang selama ini sudah pihaknya jalin melalui kerjasama sangat penting.

“Kita dalam meningkatkan literasi di Indonesia melalui Perpusnas tentu perlu dukungan para pihak dan kita terus menjalin ini agar literasi Indonesia semakin baik,” demikian Deni Kurniadi.

Baca juga: Perpusnas berikan penghargaan pada perpustakaan desa

Baca juga: Komisi X dukung Perpusnas tingkatkan pengembangan perpustakaan daerah

Baca juga: Legislator dukung Perpusnas ajukan anggaran minimal Rp1 triliun

Baca juga: Kemenkeu dukung program Perpusnas bangun perpustakaan daerah

Pewarta: Dedi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020