Pelatih Italia Marcello Lippi nampaknya masih mempercayai pemain-pemain veteran untuk mengisi skuad "Azzuri" di Piala Dunia 2010. Ruaaarrr biasa...sebuah pertaruhan di tengah menjulangnya gengsi sepakbola Italia.
Fabio Cannavaro, Gianluigi Buffon, Fabio Grosso, Gianluca Zambrotta, Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo dan Luca Toni sudah berkepala tiga, meskipun akan mengejutkan bila salah satu pemain yang mengantar Italia meraih trofi PD 2006 ini absen di Afrika Selatan.
"Bila saya dipaksa untuk mengikuti pendapat publik, empat tahun lalu saya akan meninggalkan pemain seperti Cannavaro dan Buffon di rumah dan begitu pulang mengundurkan diri," kata Lippi, menanggapi kritik atas kebijakan seleksi pemain.
"Sejak saya mulai sebagai seorang pelatih, baik di klub maupun tim nasional, keputusan saya sudah didikte oleh satu prinsip pemandu: saya tidak akan goyah oleh hal-hal yang datang dari luar. Bila saya yakin ada sesuatu yang diperlukan, saya melihatnya sampai akhir," kata Lippi.
"Jangan salah sangka, yang mempengaruhi keputusan saya bukan kesuksesan tahun 2006. Bagaimanapun, di Italia anda dinilai bukan atas apa yang anda lakukan di masa lalu, anda dinilai atas apa yang akan anda lakukan selanjutnya," kata otak dibalik kesuksesan Italia di PD 2006.
Meski begitu, keraguan meningkat seperti apakah pengalaman dan karisma Cannavaro, pemain yang dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia tahun 2006 setelah PD 2006 cukup untuk mengimbangi kecepatannya yang menurun.
Pemain bertahan Zambrotta, Grosso, dan pemain Juventus Nicola Legrottaglie juga berjuang untuk tampil meyakinkan musim ini.
Sementara gelandang Gattuso tidak lagi menjadi pemain utama AC Milan. Sebenarnya, hanya Buffon, kiper berusia 32 tahun yang tidak diragukan penampilannya, dan dia bisa mengharapkan perlindungan dari rekan seklubnya Giorgio Chiellini, yang berusia 25 tahun.
Namun, pertahanan Juventus yang digalang Buffon dan Chiellini sudah kebobolan 47 gol dalam 32 pertandingan Liga Italia musim ini. Jumlah itu yang terburuk diantara 14 tim teratas lain.
"Anda tidak menilai kualitas pemain berdasarkan usia atau kemampuan teknis semata. Semangat, pengalaman, karisma, kearifan, pengalaman internasional, itu semua bagian dari persamaan," kata Lippi.
Italia hanya kebobolan tujuh gol dalam sepuluh pertandingan selama babak kualifikasi PD 2010, termasuk dua gol dalam pertandingan terakhir mereka melawan Cyprus.
"Piala Dunia itu tentang tujuh pertandingan selama sebulan, kami tidak butuh semua pemain harus berusia 24 tahun. Bila saya harus mengunakan tim ini untuk satu musim saya mungkin membutuhkan beberapa pilihan. Tetapi, untuk sebulan itu bukan masalah," lanjut Lippi.
Dalam pertandingan persahabatan baru-baru ini, Italia ditahan 0-0 oleh Kamerun. Lippi bereksperimen dengan tiga pemain belakang, formasi ini memberi pilihan bagi tim untuk berubah ke 3-4-1-2 atau 3-4-3 saat dibutuhkan.
"Setelah pertandingan dimana saya kehilangan enam atau tujuh pemain kunci dan memberi kesempatan pertama bagi dua pemain muda, semua orang berkata bahwa kami kehilangan kecepatan," kata mantan pelatih Juventus dan Inter Milan itu.
"Anda tidak bisa membandingkannya dengan pertandingan pemanasan dari Maret 2006 saat kami mengalahkan Jerman, karena kami memiliki kekuatan penuh. Melawan Kamerun kami harus mengeluarkan tim hasil improvisasi karena banyak yang absen. Saya puas dengan apa yang saya lihat," kata Lippi.
Orang-orang yang mencari pertanda buruk sudah menggali kesamaan antara tim asuhan Lippi dengan tim asuhan Enzo Bearzot yang menjuarai PD Spanyol 1982, tersingkir di babak kedua PD Mexico 1986.
Pokok perdebatan lain mengenai kegagalan Italia di ajang Piala Konfederasi 2009. "Azzuri" gagal melaju ke semifinal karena kalah dari Mesir 1-0 dan Brasil 3-0.
"Percaya pada tim anda. Kami akan mendapatkan kembali pemain pilihan utama dan ada akan melihat bahwa Italia sudah siap. Petualangan tidak akan dimulai hingga Mei," tutup Lippi. (ENY/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010