Aktivitas ekonomi dan pekerjaan terus pulih tetapi tetap jauh di bawah level mereka pada awal tahun

New York (ANTARA) - Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor bertaruh Partai Republik akan mempertahankan kendali Senat dan memblokir setiap perubahan kebijakan besar Gedung Putih yang kemungkinan di bawah Joe Biden dan dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 542,52 poin atau 1,95 persen, menjadi ditutup pada 28.390,18 poin. Indeks S&P 500 bertambah 67,01 poin atau 1,95 persen, menjadi berakhir di 3.510,45 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melambung 300,15 poin atau 2,59 persen, menjadi 11.890,93 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan material dan teknologi ditutup masing-masing melonjak 4,05 persen dan 3,12 persen, melampaui sektor lainnya. Sedangkan sektor energi merosot 0,04 persen, satu-satunya kelompok yang menurun.

Baca juga: Dolar merosot terendah 2 minggu, terimbas kebijakan Federal Reserve

Saham-saham AS mencatat keuntungan empat hari berturut-turut, saat Wall Street mengikuti berita terkait pemilihan dan mencerna keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve (Fed).

Dengan suara yang masih dihitung di negara bagian-negara bagian medan pertempuran, investor meninggalkan posisi pra-pemilihan yang hati-hati, mendorong semua indeks utama Wall Street naik untuk sesi keempat berturut-turut.

Investor menunggu hasil akhir pemilihan AS saat penghitungan suara berlanjut.

Baca juga: Harga Emas melambung 50,6 dolar AS, jelang kemenangan Joe Biden

"Meskipun belum ada pemenang resmi untuk Gedung Putih, para pedagang tampaknya mendukung prospek pemerintahan yang terpecah" yang berarti kecil kemungkinannya "bahwa perusahaan akan melihat segala jenis kenaikan pajak, atau segala jenis perubahan kebijakan besar-besaran lainnya dari salah satu pihak yang berpotensi mengganggu bisnis," Kevin Matras, analis di Zacks Investment Research, mengatakan dalam sebuah catatan Kamis (5/11/2020).

Federal Reserve AS pada Kamis (5/11/2020) mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol di tengah ketidakpastian tentang hasil akhir pemilihan presiden pada Selasa (3/11/2020).

"Aktivitas ekonomi dan pekerjaan terus pulih tetapi tetap jauh di bawah level mereka pada awal tahun," kata Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari, menambahkan jalur ekonomi AS akan bergantung secara signifikan pada perjalanan virus corona.

Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah "lockdown" Eropa dan Pilpres AS

Bank sentral memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 0-0,25 persen, berjanji untuk menggunakan berbagai alat guna mendukung ekonomi AS "dalam masa yang menantang ini."

The Fed memangkas suku bunga mendekati nol awal tahun ini dalam upaya meredam guncangan pandemi.

Di sisi data, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, berada di 751.000 pada pekan yang berakhir 31 Oktober, menyusul 758.000 yang direvisi naik pada pekan sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja. Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan penurunan lebih besar menjadi 728.000.

Baca juga: Pengamat: Jika Biden menang, bakal picu aliran modal masuk ke RI

Baca juga: Indonesia penting bagi siapapun pemenang Pilpres AS, ini alasannya

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020