Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2010 dapat mencapai 5,7 persen dan tetap pada proyeksi pertumbuhan ekonomi 2010 5,5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2010 diperkirakan sekitar 5,5 hingga 5,7 persen," ujarnya dalam pemaparan di rapat dengar pendapat mengenai pembahasan RAPBNP dengan komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.
Menkeu juga menambahkan, pemerintah menetapkan perkiraan (range) untuk sumber-sumber pertumbuhan dalam RAPBNP pada kuartal I 2010 seperti konsumsi swasta perkiraan 3,6 hingga 4 persen serta konsumsi pemerintah sebesar 9,7 hingga 9,8 persen.
"Untuk konsumsi pemerintah, perkiraan tersebut lebih rendah dari kuartal IV 2009 yaitu 17 persen," ujarnya.
Kemudian, dalam perkiraan tersebut, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) Investasi ditetapkan mencapai perkiraan 7,1 hingga 7,2 persen, serta Ekspor diperkirakan akan meningkat tajam mencapai perkiraan angka 21 hingga 21,2 persen dan Impor yang juga melonjak antara 21,7 hingga 21, 9 persen.
"Ekspor meningkat dari kuartal IV 2009 yang hanya mencapai 3,7 persen dan Impor yang mencapai 1,6 persen," ujar Menkeu.
Menkeu mengatakan kondisi tersebut terjadi akibat stabilitas ekonomi Indonesia yang positif karena lingkungan makroekonomi stabil, yang didukung terjadinya capital inflow, peningkatan cadangan devisa, apresiasi Rupiah, penguatan indeks saham dan persepsi positif investor.
"Hal itu juga terbantu karena inflasi hingga Maret mencapai 0,99 persen atau 3,43 persen yoy dan BI Rate stabil 6,5 persen," ujarnya.
Menurut dia, membaiknya asumsi makro tersebut sangat dibantu oleh pertumbuhan ekonomi global, yang di berbagai negara Asia, Eropa dan AS, lebih baik dari perkiraan dan obligasi negara-negara Asia semakin diminati pasar dunia.
"Ini terbantu pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan dunia yang meningkat mendorong ekspor dan investasi di Indonesia, kemudian meningkatnya harga komoditas internasional berdampak pada kenaikan inflasi dunia yang memicu kebijakan untuk menaikkan suku bunga di berbagai negara dan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat semester I, akibat neraca pembayaran yang positif," ujarnya.
(T.S034/S006/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010