Jakarta (ANTARA News) - Klinik-klinik kesehatan Indonesia hanya mampu menangani 1.500 permintaan pelayanan bayi tabung per tahun dari sekitar 20 ribu permintaan, demikian Kepala Klinik Yasmin Kencana RSCM, dr Andon Hestiantoro SpOG (K) di Jakarta, Selasa.
"Dari 20 ribu pasangan bermasalah dengan infertilitas dan menginginkan bayi tabung, hanya 1.500 kasus yang bisa ditangani per tahunnya," kata Yasmin.
Sisanya mencari penanganan ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.
Singapura, ujarnya, menangani 2.500 kasus bayi tabung per tahun di mana 800-1.000 kasus merupakan sumbangan dari Indonesia, sedangkan Malaysia mampu menangani 3.500 kasus di mana 2.000 di antaranya sumbangan dari Indonesia.
Karena itulah pihaknya berharap tahun ini 15 klinik reproduksi yang ada di Indonesia bisa menangani 2.000-2.500 kebutuhan pelayanan bayi tabung, termasuk Klinik Yasmin RSCM yang akan meresmikan gedung barunya pada 4-5 Mei mendatang.
Tingkat keberhasilan bayi tabung di dunia, urainya, berkisar antara 30-50 persen, sedangkan di Yasmin dengan rata-rata usia pasien 35,5 tahun, keberhasilannya hingga kehamilan di atas tiga bulan mencapai 39,4 persen.
Kepala Sub Unit Pelayanan dr Budi Wiweko SpOG (K) mengatakan, berdasarkan sensus penduduk Indonesia, angka ketidaksuburan suami istri berkisar antara 12-15 persen, artinya satu dari 10 pasangan suami istri usia subur tak bisa memperoleh keturunan.
"Jika pada 2009 diketahui ada 15 juta pasangan usia subur, dengan demikian sekitar 1,5-2 juta pasangan mengalami masalah infertilitas, meski tak semua masalah infertilitas harus ditangani dengan bayi tabung," katanya.
Bayi tabung Nhanya untuk pasangan yang kasus infertilitasnya disebabkan oleh faktor sperma yang tak dapat dikoreksi, sumbatan di kedua saluran telur, endometriosis (kista coklat) derajat sedang dan berat, gangguan pematangan sel telur yang tak dapat dikoreksi, dan beberapa hal lain seperti antibodi terhadap sperma.
D009/E001/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010