Denpasar (ANTARA News) - Tari "Kupu-Kupu Kuning Angarung Samudra" hasil kreasi Seni Citra Usadhi Mengwitani, Kabupaten Badung, Bali diharapkan bisa menjadi tarian anak-anak dalam menumbuhkan kreativitas seni di masa-masa mendatang.
Tarian tersebut dibawakan oleh sembilan anak-anak perempuan sebagai tari kelompok, mengenakan tatanan busana iminatif kupu-kupu kuning dengan iringi alunan seperangkat gamelan Semarandana, kata Desak Made Suarti Laksmi, SSKar ,MA, dosen jurusan Tari, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, tarian anak-anak tersebut inspirasi dari sejarah kerajaan karangasem tatkala ingin meluaskan wilayah kekuasaan ke Pulau Lombok pada tahun 1692.
Saat itu Karangasem diperintah oleh tiga raja bersaudara, salah seorang diantaranya memimpin ekspidisi mengerahkan pasukan menyeberang Selat Lombok dalam empat buah perahu, dengan pasukan kondisi siap tempur.
Dalam kondisi demikian ribuan ekor kupu-kupu kuning sebagai pelindung dan bemberi petunjuk arah bagi keempat perahu tersebut.
Kondisi itu divisualisasikan dalam garapan tari kupu-kupu kuning kolaborasi Anak Agung Made Djelantik dengan AAA Kusuma Arini, SST, MSI dalam iringan tari kreasi.
"Karya tari kupu-kupu kuning dituang ke dalam barungan gamelan semarandana dengan permainan patet, dilengkapi dinamika dramatik untuk alur tematik C," tutur Desak Suartini.
Ia menjelaskan, penggarapan karya seni kreasi tersebut bertujuan mendesiminasikan sejarah kerajaan Karangasem dan memberikan informasi kepada masysrakat, bahwa peristiwa bersejarah itu dapat divisualisasikan ke dalam bentuk karya seni tari.
Selain itu menambah khasanah dan keaneka ragaman tarian anak-anak, sehingga banyak pilihan bagi anak-anak dalam menggeluti seni budaya Bali, ujar Desak Suarti.
(T.ANT/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010