Ketua Tim Eskavasi untuk Pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas Cecep Eka Permana mengatakan temuan yang paling banyak di dua lokasi itu adalah pecahan keramik, botol, tembikar dan beberapa sisa tulang-tulang.
"Secara umum kedalaman (eskavasi) ada beberapa temuan di 100-150 sentimeter. Tapi mendekati 2 meter itu sudah tidak ada artefak," kata Cecep dalam webinar yang diadakan oleh MRT Jakarta bertajuk "Pelestarian Cagar Budaya Selama Konstruksi MRT Jakarta Fase 2", Kamis.
Artefak-artefak yang ditemukan memang bukan dari sisa peninggalan asli di kedua lokasi. "Itu merupakan hasil urukan," katanya.
Cecep membeberkan secara umum pecahan genteng, pecahan tegel, kerang dan keramik yang ada berasal dari urukan. Pada era 1960- 1980 di area yang saat ini menjadi kawasan Kebon Sirih dan Monas merupakan tanah rendah yang harus diuruk sehingga menjadi setinggi saat ini.
Meski demikian, ada beberapa temuan menarik dalam eskavasi yang diketuai oleh Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu.
Baca juga: MRT raih sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan Internasional
Baca juga: Tender rangkaian kereta MRT digulirkan lagi Desember 2020 Salah satunya di dekat Tugu Jam Thamrin yang sudah dibangun sejak 1969 ditemukan beberapa struktur lapisan tanah dan aspal yang berubah karena penyesuaian selama setengah abad terakhir.
"Kami lihat bagaimana tadinya ada halamannya berupa lingkaran besar menjadi kecil itu terlihat di beberapa lapisan tanah dan lapisan aspal itu bisa terlihat," katanya.
"Jadi kita dalam ekskavasi ini bisa menceritakan kembali bagaimana proses yang terjadi pada kondisi sekarang sampai sebelumnya dari temuan itu," kata Cecep.
Selain di dekat Tugu Jam Thamrin, Cecep dan tim juga menemukan temuan menarik berupa struktur bangunan taman di kawasan Monas Barat.
"Kita sempat temukan ada beberapa struktur di Monas, ini sempat kami diskusi panjang untuk penanganannya. Tapi kelihatannya itu bekas pembangunan penataan Taman Monas pada awal 1980-an sehingga aman jika pembangunan MRT dilanjutkan," ujar Cecep.
Pengerjaan MRT Fase 2 sudah berlangsung sejak pertengahan Juli 2020. Imbas dari pengerjaan MRT Fase 2 itu dilakukan rekayasa lalu lintas di kawasan MH Thamrin dan Kebon Sirih termasuk membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di dekat Bank Indonesia (BI).
MRT Jakarta Fase 2A yang terbagi dua segmen pengerjaan, yaitu Segmen Bundaran HI-Harmoni serta Segmen Harmoni-Kota. Proyek strategis nasional itu diperkirakan rampung pada Maret 2026.
Baca juga: Kontrak pekerjaan jalur MRT Harmoni-Kota tunggu kepastian kereta api
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020