Khartoum (ANTARA News/AFP/Reuters) - Empat prajurit penjaga perdamaianPBB-Uni Afrika hilang di Darfur, Sudan barat, selama 24 jam terakhir,kata juru bicara UNAMID Nouredine Mezni kepada AFP, Senin.

"Empat prajurit penjaga perdamaian UNAMID tidak terlihat atau terdengardalam waktu hampir 24 jam. Terakhir kali keberadaan mereka dilaporkanpada pukul 16.00 (pukul 20.00 WIB) pada 11 April 2010 ketika merekameninggalkan lokasi tim mereka di luar Nyala di Darfur selatan," kataMezni.

"Staf kami tidak terlihat dan kami sangat khawatir atas keselamatanmereka," kata kepala UNAMID Ibrahim Gambari dalam sebuah pernyataanyang dibacakan kepada AFP oleh Mezni.

Darfur dilanda perang saudara sejak 2003. Dalam beberapa bulan ini,wilayah itu juga dilanda gelombang penculikan pekerja kemanusiaan danpekerja asing.

Sejak ditempatkan pertama kali pada Januari 2008, UNAMID juga menjadi sasaran serangan-serangan mematikan.

Mezni mengatakan, Gambari melakukan kontak langsung dengan pihakberwenang Sudan untuk membahas hilangnya prajurit-prajurit penjagaperdamaian itu.

Sandera asing terakhir di Darfur, seorang pegawai Palang Merah,dibebaskan bulan lalu setelah ditahan penculik selama 147 hari.

Pekerja-pekerja bantuan di Sudan barat berharap pembebasan itu akanmenandai berakhirnya penculikan, yang telah membatasi kemampuan merekauntuk membantu lebih dari dua juta orang Darfur yang menyelamatkan diridari pertempuran dan mencari perlindungan dan makanan di kamp-kamp yangmenyedihkan.

Gauthier Lefevre (35), yang bekerja untuk Komite Internasional PalangMerah (ICRC) selama lima tahun -- 15 bulan diantaranya di Darfur --sedang melakukan perjalanan dalam konvoi dua kendaraan yang bertandajelas ICRC ketika ia diculik oleh orang-orang bersenjata di dekatperbatasan Chad pada 22 Oktober.

Ia tercatat menghabiskan waktu terlama dalam penyanderaan -- 147 hari-- sejak gelombang penculikan pekerja asing mulai terjadi pada Marettahun lalu.

Penculikan-penculikan itu terjadi setelah pengadilan internasionalmengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Presiden Sudan Omar Hassanal-Beshir karena kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan diDarfur, Sudan barat.

Ketegangan meningkat di Sudan setelah Pengadilan KejahatanInternasional (ICC) pada 4 Maret memerintahkan penangkapan terhadapBeshir.

Jurubicara ICC Laurence Blairon mengatakan kepada wartawan dipengadilan yang berlokasi di Den Haag, surat perintah penangkapanterhadap Beshir itu berisikan tujuh tuduhan -- lima kejahatan ataskemanusiaan dan dua kejahatan perang.

Sudan bereaksi dengan mengusir 13 organisasi bantuan dengan mengatakan,mereka telah membantu pengadilan internasional di Den Haag itu, namuntuduhan tersebut dibantah oleh kelompok-kelompok bantuan itu.

Sejumlah pejabat PBB yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan,pengusiran badan-badan bantuan itu memiliki dampak yang sangatmerugikan bagi rakyat Darfur.

Para ahli internasional mengatakan, pertempuran enam tahun di Darfurtelah menewaskan 200.000 orang dan lebih dari 2,7 juta orang terusirdari tempat tinggal mereka. Khartoum mengatakan, hanya 10.000 orangtewas.

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus diwilayah Darfur, pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritasmengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untukmenuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan.(M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010