"Saya sudah lama menjadi peserta JKN-KIS, mulai dari dulu Jamkesmas sampai sekarang berubah menjadi JKN-KIS," kata Didah, warga Kecamatan Gunung Puyuh itu melalui keterangan tertulis BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia menceritakan awal berobat karena adanya keluhan sakit dan sesak di bagian dada, ditambah rasa sakit tersebut menjalar, sehingga terasa membakar dari dada ke daerah pundak. Saat berobat ke Puskesmas, ia dirujuk ke Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi karena tekanan darahnya tinggi serta pembengkakan jantung.
Baca juga: Rehabilitasi medik dijamin JKN sesuai indikasi
Baca juga: Badan usaha diminta BPJS tetap lindungi pekerjanya dengan JKN
"Alhamdulilah pelayanan di Puskesmas sampai ke rumah sakit besar pun semuanya bagus. Petugasnya cepat dan tanggap melayani," kata dia.
Kekhawatiran mengenai biaya pun tidak menjadi bebannya dan keluarga. Sebab, tidak ada biaya sedikitpun dikeluarkan olehnya.
"Saya sekeluarga tidak meragukan manfaat dari JKN-KIS. Berobat di Puskesmas atau rumah sakit menggunakan JKN-KIS tidak mengeluarkan biaya sepeser pun, alhamdulillah," ujarnya.
Perempuan yang sehari-hari mengurus rumah tangga serta aktif menjadi salah satu kader Posyandu di lingkungannya tersebut, berharap pelaksanaan program JKN-KIS selalu bertambah baik dan lebih banyak masyarakat yang terdaftar menjadi peserta.
Terutama bagi masyarakat kurang mampu. Sebab, program tersebut membantu dan membuka kesempatan untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Ia menyakini peserta JKN-KIS mempunyai niat yang tulus untuk saling membantu berbuat kebaikan, selalu mengedepankan semangat gotong royong dan tentunya bahu membahu menyukseskan pelaksanaan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia tersebut.
Baca juga: Iuran JKN naik, kualitas pelayanan juga harus ditingkatkan
"Tidak dipungkiri program ini membutuhkan dukungan semua pihak, tidak terkecuali pesertanya dengan selalu rutin membayar iuran pada waktunya," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020