Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengatakan bahwa sektor pariwisata yang menjadi andalan perekonomian di wilayahnya sangat rentan terhadap isu, antara lain masalah kesehatan dan terorisme.
"Segala upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk memulihkan kondisi perekonomian yang memerlukan perjuangan, terutama dalam menggerakkan sektor riil seperti investasi dan perdagangan," ujarnya, Senin.
Hal itu dikatakannya saat memberi sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kuta, Kabupaten Badung.
Menurut dia, strategi yang telah ditempuh di bidang perekonomian selama ini antara lain, memberikan fasilitas kepada usaha mikro dan menengah (UMKM) dan membuka lapangan kerja serta menciptakan iklim investasi yang kondusif.
"Selain itu juga menjamin ketersediaan sarana produksi dan pemasaran hasil, mewujudkan sistem keanaman berstandar internasional dan pengentasan kemiskinan dalam upaya peningkatan pendapatan per kapita masyarakat," katanya.
Ia mengemukakan, krisis keuangan global yang mulai terjadi pertengahan 2008 sempat dikhawatirkan memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Bali.
"Namun demikian, Bali dapat dikatakan berhasil menghadapi krisis keuangan global yang terjadi. Salah satu indikasinya pertumbuhan ekonomi Bali yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan inflasi nasional," ujarnya.
Ia juga mengakui bahwa sejak Maret 2009, secara umum inflasi di Bali lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional.
Sebagai contoh, inflasi di Bali pada Maret 2010 telah mencapai 3,64 persen (YoY) yang lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang mencapai 3,43 persen (YoY).
"Namun demikian, tingginya inflasi juga sejalan dengan tingginya pertumbuhan ekonomi daerah Bali, yaitu pada 2009 telah mencapai 5,33 persen (YoY). Kondisi itu lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi nasional 2009 sebesar 4,5 persen (YoY)," katanya.
Menurut dia, tingginya inflasi di Bali seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi yang ditopang tingginya kunjungan wisatawan mancanegara telah mendorong meningkatnya permintaan terhadap komoditas makanan, di antaranya makanan jadi.
"Di sisi lain, pasokan dari dalam Bali sendiri relatif sulit dipenuhi. Hal ini menyebabkan suplai komoditas di Bali sangat tergantung pasokan dari luar. Jalur distribusi barang dari luar daerah Bali menjadi sangat penting untuk menjamin ketersediaan pasokan barang di Bali," katanya menambahkan.
(T.M026/Z003/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010