New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), saat para investor menunggu hasil pemilihan AS yang berlangsung ketat.
Namun, kemungkinan kemacetan di Kongres membuat investor optimis bahwa perubahan kebijakan besar akan sulit untuk diberlakukan.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 367,63 poin atau 1,34 persen, menjadi ditutup pada 27.847,66 poin. Indeks S&P 500 bertambah 74,28 poin atau 2,20 persen, menjadi berakhir di 3.443,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melonjak 430,21 poin atau 3,85 persen, menjadi 11.590,78 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan layanan kesehatan dan komunikasi keduanya naik lebih dari empat persen, memimpin kenaikan. Sektor material tergelincir 1,65 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.
Baik Presiden Donald Trump maupun calon dari Partai Demokrat Joe Biden masih memiliki jalan untuk mencapai 270 suara Electoral College yang diperlukan untuk menang ketika beberapa negara bagian masih terus menghitung surat suara yang masuk.
Biden unggul tipis di Wisconsin sementara kampanye Trump mengatakan telah mengajukan gugatan untuk mencoba dan menghentikan penghitungan suara di negara bagian itu.
Pelaku pasar tampaknya berkonsentrasi pada pertempuran untuk Senat, di mana Partai Republik telah menangkis tantangan dalam sejumlah pertarungan utama, menurut para ahli.
"Saya merasa pedagang dan investor semakin nyaman Partai Republik akan memegang Senat dan Demokrat akan memegang DPR," kata Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, dalam sebuah catatan Rabu (4/11/2020).
"Dari sudut pandang pasar, itu berarti siapa pun yang muncul dengan kendali Gedung Putih, Trump atau Biden, tidak akan dapat berbuat banyak," karena "perubahan yang mengganggu dalam pajak dan pengeluaran tidak mungkin terjadi," tambahnya.
Reli pasar pada Rabu (4/11/2020) mengikuti sesi sebelumnya yang kuat dengan melihat Dow ditutup naik lebih dari 550 poin.
Para ahli mencatat bahwa volatilitas kemungkinan akan berlanjut karena pasar tetap sensitif terhadap berita. "Pasar memproses informasi baru saat masuk dan akan ada lebih banyak kejutan dan gangguan sebelum debu mengendap," kata Low.
"Bahkan dengan hari pemilihan di belakang kita, saya pikir kita harus memperkirakan volatilitas akan berlanjut selama beberapa minggu ke depan - yang bagi saya berarti kemungkinan kesalahan langkah investor juga akan meningkat," kata Mitch Zacks, CEO di Zacks Investment Management.
Wall Street juga mengkaji banyak data ekonomi yang baru dirilis. PMI (Indeks Manajer Pembelian) sektor jasa-jasa AS tercatat 56,6 persen pada Oktober, 1,2 poin persentase lebih rendah dari angka September 57,8 persen, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan pada Rabu (4/11/2020). Angka tersebut jauh dari perkiraan pasar.
Pekerjaan sektor swasta AS meningkat 365.000 pekerjaan bulan lalu, perusahaan data penggajian Automatic Data Processing (ADP) melaporkan pada Rabu (4/11/2020).
"Pasar tenaga kerja terus menambah lapangan pekerjaan, namun dengan kecepatan yang lebih lambat," kata Ahu Yildirmaz, wakil presiden dan salah satu ketua ADP Research Institute. "Meskipun kecepatannya lebih lambat, kami telah melihat peningkatan lapangan kerja di semua industri dan ukuran."
Baca juga: Wall Street menguat tajam di tengah harapan stimulus Hari Pemilu AS
Baca juga: Wall Street dibuka menguat pada hari pemilihan Presiden AS
Baca juga: Wall Street naik jelang hari pemilihan AS, Dow melonjak lebih 400 poin
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020