Kotabaru (ANTARA News) - Aktivitas pertambangan bijih besi perusahaan PT Sebuku Iron Laterit Ores (Silo) di Pulau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatan, dihentikan sementara menyusul musibah jebolnya kolam penampungan limbah penjernihan lumpur bijih besi.
Deputy Operation Manager PT SILO Darmadji MT, di Kotabaru, Senin, mengemukakan, pihaknya akan berkonsentrasi pada penangangan pascajebolnya kolam penjernihan lumpur (water treatment), sehingga aktivitas pertambangan dihentikan sementara.
"Sedikit-dikitnya empat agenda yang sedang dan akan dilakukan perusahaan bersama tim yang lain," kata Darmaji usai menggelar rapat bersama unsur Muspika dalam menangani pascamusibah.
Poin pertama, perusahaan segera memperbaiki jalan antardesa yang putus akibat luapan lumpur kolam yang jebol.
Dia menjelaskan, jebolnya kolam penjernihan telah mengakibakan sekitar 100 meter jalan antardesa di Daerah Sungai Bali, terputus.
"Untungnya masih ada jalan alternatif, sehingga aktivitas penduduk di desa sekitar perusahaan masih tetap normal," katanya.
Selanjutnya, poin kedua, perusahaan akan melakukan perbaikan kolam yang jebol agar dapat menampung kembali air untuk penjernihan bijih besi.
Poin ketiga, tim akan melakukan inventarisasi kebun dan tanaman masyarakat yang rusak akibat diterjang air dan lumpur.
"Setelah melakukan infentarisasi tanaman dan luas kebun, kami juga akan membicarakan gantirugi tanam tumbuh kepada masyarakat," ujarnya.
Sedangkan poin terakhir atau keempat, perusahaan menyediakan dan mendistribusikan air bersih kepada masyarakat di sekitar, khususnya yang terkena dampak dari jebolnya kolam.
Menyinggung rumor ditemukannya ikan mati di sungai tempat mengalirnya limba kolam yang jebol, Darmaji menjelaskan, mungkin ikan tersebut tidak mendapatkan oksigen sehingga mati.
Darmaji menjelaskan, sebelumnya perusahaan telah berencana merelokasi kolam penjernihan yang lebih besar.
"Karena kami ketahui dengan meningkatnya produksi bijih besi, kami harus siapkan kolam penjernihan yang lebih besar. Namun belum sempat direlokasi, ternyata jebol duluan," katanya.
Kendati diliburkan beberapa hari, Darmaji optimistis tidak akan mempengaruhi target produksi bijih besi sekitar 2,5 juta metrik ton per tahun.
Manajer Operasional PT Sebuku Iron Laterit Ores (SILO) Tony Anwar, mengatakan, karena hujan deras di lingkungan perusahaan dan terjadi luapan air hujan yang begitu deras, menyebakan penguapan tidak maksimal, sehingga kolam lumpur itu jebol.
Air yang ditampung di kolam tersebut tidak akan dilepas ke alam atau sungai, karena setelah dijernihkan air kolam itu disedot kembali oleh perusahaan untuk pencucian.
Sebelumnya, Ketua BPD Desa Sungai Bali, H Akhmad Jaelani, mengatakan, jebolnya bendungan milik PT Silo tersebut telah menyebabkan perkebunan tanaman lada dan buah-buahan miliknya dan milik warga rusak.
"Ratusan pohon buah tumbang dan kebun lada kami juga rusak akibat diterjang air bercampur lumpur dari bendungan tersebut," katanya menjelaskan.
(T.I022/P004/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010