Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan Senin mengatakan, pihaknya tidak akan berhenti melancarkan kegiatan penyebaran pamflet anti-Pyongyang di sepanjang perbatasan yang dijaga ketat, meskipun Korea Utara membalas mengancam akan melarang penyeberangan perbatasan.

Militer Korea Utara Sabtu memperingatkan, bahwa pihaknya akan melakukan tindakan-tindakan jika Korea Selatan tidak menghentikan apa yang mereka sebut `kampanye penghinaan secara psikologis.`

Sebagai langkah pertama pihaknya mengancam akan memutus perjanjian-perjanjian militer yang menjamin keselamatan warga Korea Selatan yang menyeberang perbatasan - suatu langkah yang diberlakukan untuk menghentikan penyeberangan ke dan dari kawasan industri bersama di Kaesong, di Korea Utara.

Peringatan itu kemudian memanaskan hubungan mereka, setelah Korea Utara mengumumkan pekan lalu, bahwa pihaknya telah memutus perjanjian mengenai program kunjungan ke tempat wisata Gunung Kumgang.

Ketegangan-ketegangan dengan Seoul telah meningkat menyusul karamnya sebuah kapal perang Korea Selatan yang tak terjelaskan, di dekat perbatasan laut yang disengketakan pada 26 Maret, meskipun Selatan sejauh ini tidak menuduh Korea Utara terlibat di dalam insiden itu.

Para aktivis menggunakan balon-balon raksasa untuk membawa puluhan ribu pamflet - dan terkadang juga DVD - ke dalam wilayah negara komunis itu.

Pamflet itu mengecam tuduhan gaya hidup mewah dan main perempuan pemimpin Kim Jong-Il, di samping laporan mengenai kesehatan dirinya.

Kedua Korea berjanji pada 2004 untuk mengakhiri berpuluh tahun propaganda perang di sepanjang perbatasan mereka.

Namun, kementerian unifikasi Korea Selatan mengatakan, pihaknya tidak punya landasan hukum atau dengan cara lain untuk menghentikan kampanye pamflet yang dilakukan oleh kelompok-kelompok swasta.

Korea Selatan telah menyerukan para aktivis untuk menghentikan kampanye tersebut berdasarkan bahwa, tindakan itu telah meningkatkan hubungan, namun mengatakan, pihaknya tak bisa melarang kegiatan itu berdasar hukum.

Kementerian pertahanan, dalam satu pesan yang dikirimkan ke Korea Utara, Senin, juga menyatakan penyesalan atas apa yang mereka sebut peringatan untuk memutus perjanjian-perjanjian militer di penyeberangan perbatasan.

Korea Utara Kamis lalu mengumumkan, pihaknya akan `membekukan` beberapa aset yang dimiliki oleh Seoul di Gunung Kumgang, dan mempersilakan mitra usaha baru untuk mengambil alih bisnis wisata di sana dari Hyundai Asan Korea Selatan.

Kunjungan-kunjungan wisata itu, yang mendatangkan penerimaan puluhan juta dolar per tahun kepada negara yang miskin itu, dihentikan pada Juli 2008 setelah tentara Korea Utara menembak tewas seorang ibu rumahtangga Korea Selatan, yang tersasar ke dalam kawasan militer.

Korea Utara yang dihantam sanksi-sanksi telah terdesak untuk menghidupkan kembali bisnis itu.
(H-AK/H-RN)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010