iuran itu tidak sebanding dengan biaya pengobatan cukup besarJakarta (ANTARA) - Salah seorang peserta Kartu Indonesia Sehat (JKN - KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan Sasmiwarni mengatakan keluarganya sangat terbantu dengan layanan yang diberikan lembaga jaminan kesehatan itu karena iurannya sangat terjangkau bila dibandingkan layanan pengobatan yang diberikan.
"Kebetulan suami saya baru sekarang menggunakan fasilitas JKN-KIS semenjak jadi peserta. Akan tetapi, tidak pernah menunggak membayar tiap bulan. Alhamdulillah, sekarang terasa manfaatnya, ketika mengalami operasi sakit usus buntunya ini," kata salah satu peserta Sasmiwarni, saat menemani suaminya, Ujang, di RSUD Solok S, seperti yang dikutip ANTARA dari keterangan pers BPJS Kesehatan, Jakarta, Rabu.
Sasmiwarni mengatakan keluarganya sangat merasakan manfaat menjadi peserta JKN-KIS. Karena dia hanya dibebankan iuran sekitar Rp25.500 per bulan.
"Biaya iuran itu tidak sebanding dengan biaya pengobatan cukup besar yang sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan saat keluarganya berobat," katanya.
Menurutnya, biaya pengobatan dan operasi yang dijalani suaminya akan sangat besar jika tidak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Untungnya dia menjadi peserta JKN-KIS dalam dua tahun terakhir sehingga bebannya benar-benar diringankan.
"Saya pribadi dua tahun belakangan menjadi peserta terasa manfaatnya sampai sekarang. Disebabkan, tiap minggunya sampai sekarang rutin melakukan kontrol ke Rumah Sakit karena kolesterol dan tensi tinggi," katanya.
Baca juga: Pelayanan JKN akan berdasar pada kebutuhan dan penyetaraan rawat inap
Baca juga: Menkes dorong penggunaan obat berbahan asli Indonesia di pelayanan JKN
Selain dia dan suaminya, Sasmiwarni juga mendaftarkan anaknya ke dalam kepesertaan JKN-KIS, sehingga biaya pengobatan penyakit radang paru yang diderita anaknya selama lebih dari satu tahun juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Alhamdulillah, anak saya sekarang sudah sembuh. Program ini sangat membantu kami," ujarnya.
Dia menyadari profesi sebagai pedagang kecil dan usianya yang semakin tua menjadikannya rentan terhadap ancaman berbagai macam penyakit.
"Kami tidak ingin mendapatkan penyakit namun untuk antisipasi biaya jika mengalami penyakit," katanya.
Ia mengatakan dari lima anaknya, hanya satu yang masih dalam tanggungan sebab empat anaknya sudah berkeluarga.
"Alhamdulillah, anak-anak yang lain sudah berkeluarga, namun asuransi kesehatan mereka juga menggunakan JKN-KIS. Ada yang ditanggung perusahaan tempatnya bekerja ada juga anak saya yang berwirausaha menggunakan JKN-KIS peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)," katanya.
Kemudian, dari dua anak perempuannya, biaya melahirkan kedua anaknya juga ditanggung JKN-KIS.
"Ada dua kali melahirkan dengan operasi caesar, dari anak saya perempuan yang paling besar dan dua kali pula melahirkan normal dari anak perempuan saya yang kecil. Semuanya, memakai JKN-KIS. Tak terbayangkan jika melahirkan secara operasi tidak memakai fasilitas JKN-KIS. Pastinya, membutuhkan biaya yang tinggi," kata dia.
Baca juga: Layanan JKN yang tak terhenti di kala pandemi
Baca juga: Peserta akui dapat manfaat besar JKN setelah 4 tahun jalani cuci darah
Ia mengatakan dirinya rutin membayar iuran setiap bulan karena didorong oleh kesadaran bahwa iuran tersebut akan meringankan bebannya yang jauh lebih besar di kemudian hari.
"Semoga layanan dan biaya kesehatan ke depan lebih baik," demikian kata Sasmiwarni.
Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020