Bonn (ANTARA News) - Tiga hari pembicaraan dengan tujuan memberi sentuhan baru pada pembicaraan iklim PBB berakhir di Bonn, Minggu larut malam, setelah terjadi percekcokan baru kurang dari empat bulan setelah pertemuan tingkat tinggi yang dirundung masalah di Copenhagen.

Semua negara selama berjam-jam terlibat perdebatan sampai melewati waktu penutupan yang dijadwalkan mengenai jadwal kerja berdasarkan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCC) dan rancangan apa yang akan disahkan bagi perundingan lebih lanjut, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Perundingan sangat tegang. Ada banyak ketidakpercayaan," kata pemimpin perunding Prancis Paul Watkinson.

"Sebagian delegasi tampaknya tak memahami apa yang terjadi Copenhagen dan perlu memperoleh hasil nyata dengan cepat," katanya.

Saat forum 194 negara tersebut berjuang menanggulangi semangat suram, Sekretaris Pelaksana UNFCC Yvo de Boer memperingatkan proses itu akan menimbulkan pukulan yang melumpuhkan kalau pertemuan tersebut gagal memberi terobosan pada pertemuan 29 November-10 Desember di Cancun, Meksiko.

Pertemuan Cancun harus menghasilkan "arsitektur yang berfungsi" mengenai pertanyaan besar termasuk pengekangan buangan karbon dan bantuan buat negara miskin, kata de Boer dalam wawancara dengan AFP.

"Kami mencapai kesepakatan di Bali (pada 2007) bahwa kami akan mengakhiri perundingan dua tahun kemudian di Copenhagen, dan kami tak melakukannya" katanya.

"Garis akhir sekrang telah pindah ke Cancun, dan saya takkan terkejut jika garis akhir dalam hal kesepakatan yang mengikat secara hukum berakhir dengan pemindahan ke Afrika Selatan", pada akhir 2011.

"Copenhagen adalah kartu terakhir untuk keluar-kungkungan dan kami tak dapat menghadapi kegagalan lain di Cancun," kata de Boer. "... Jika kami menyaksikan kegagalan lain di Cancun, itu akan mengakibatkan kehilangan kepercayaan serius dalam kemampuan yang bisa disampaikan proses ini."

Pembicaraan Bonn membuka percekcokan antara negara maju dan berkembang mengenai apakah akan memburu, atau secara diam-diam mengubur, hasil utama Copenhagen.

Itu adalah apa yang disebut Kesepakatan Copenhagen, yang diperantarai oleh dua lusin negara dalam upaya banting tulang larut malam saat pertemuan puncak itu menghadapi kebuntuan.

Kesepakatan tersebut menetapkan satu sasaran umum mengenai pembatasan pemanasan sampai dua derajat Celsius, dana sebanyak 30 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan cepat dari 2010 sampai 2012 serta sasaran untuk mengumpulkan 100 miliar dolar AS per tahun sampai 2020.

Namun kesepakatan itu dikecam oleh negara yang tak dimasukkan ke dalam kelompok yang dirancang dan gagal meraih pengesahan dalam sidang pleno 194 negara. Tetapi sebanyak dua-per tiga anggota UNFCC sekarang telah menandatanganinya.(C003/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010