Wonosobo (ANTARA News) - Dua desa di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, yakni Desa Buntu dan Kreo, Kecamatan Kejajar, menjadi model konservasi kawasan Dataran Tinggi Dieng yang saat ini kondisi lingkungannya rusak berat.
Bupati Wonosobo, Kholiq Arif di Wonosobo, Senin, mengatakan, desa model konservasi itu merupakan konsep memulihkan daya dukung kawasan dan sekaligus mencoba membantu meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat berbasis desa.
"Di Desa Buntu dan Desa Kreo tersebut terdapat empat pilar yang digali demi tujuan besar mengembalikan fungsi lindung dengan mengedepankan penguatan ekonomi produktif masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan, pilar pertama diwujudkan dalam bentuk rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes) partisipatif yang berbasis kepada tata ruang desa.
Pilar kedua yaitu praktik pertanian ramah lingkungan di lahan milik warga yang diperluas dengan mengadopsi nilai lokal dan kesediaan mereka mengubah cara bertani intensif menjadi model pertanian terpadu.
Selain itu, katanya, pilar keempat berupa kemitraan pengelolaan hutan secara berkelanjutan sebagai suatu konsep yang rasional mengingat hampir semua desa di Kawasan Dieng memiliki areal hutan negara.
"Kesepahaman dan kerja sama pengelolaan dibangun antara Perhutani dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) setempat dengan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan kedua pihak," katanya.
Pilar keempat, katanya, konsep badan usaha milik desa berbasis ternak sebagai model penguatan ekonomi produktif lokal yang menekankan semangat kebersamaan dan menggunakan pendekatan lingkungan sebagai basis pemikiran.
Ia mengatakan, empat pilar itu saling terkait.
Kelembagaan dan perencanaan partisipatif, katanya, memasukkan unsur pemulihan lingkungan, diimplementasikan dalam praktik pertanian ramah lingkungan baik di lahan milik maupun kerja sama pengelolaan hutan yang berprinsip kepada keseimbangan ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.
Ia mengharapkan, Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) memberi solusi ekonomi sekaligus meningkatkan modal sosial masyarakat seperti kesediaan untuk berkorban dan kerelaan untuk berbagi demi kelestarian lingkungan serta peningkatan ekonomi secara kolektif.
Pilihan komoditas dalam BUMdes di Desa Buntu yaitu pembibitan akan menopang praktik peternakan masyarakat melalui jaminan benih ternak yang berkualitas sekaligus perlindungan plasma nutfah.
"Tidak menutup kemungkinan, apabila keempat pilar di atas bisa bersinergi secara positif, pilar kelima yaitu praktik pariwisata lingkungan akan tercipta dengan sendirinya," katanya.
Ia mengatakan, pemkab setempat akan mengangkat konsep tersebut menjadi salah satu butir rekomendasi rencana penyelamatan Dieng Tahun 2010-2014.
"Kami tawarkan konsep ini untuk diadopsi dalam program kerja Tim Pembina Penataan Kawasan Dieng (TPPKD) Provinsi Jawa Tengah," katanya. (H018/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010