Hal tersebut terlihat dalam pengajian umum yang digelar oleh GP Ansor dengan tema "Menatap Indonesia Baru dan Geliat Kebangkitan Ulamah dan Rakyat" yang digelar Lapangan Tangkis, Kecamatan Geger, Madiun, Minggu, yang menghadirkan Gus Dur sebagai pembicara.
"GP Ansor memang tidak terlibat dalam politik praktis. Tapi kami tetap mendukung Gus Dur, karena hati nurani dan pemikiran Gus Dur dicurahkan dan diabdikan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia, sehingga bisa untuk pencerahan warga nahdliyin," kata Ketua GP Ansor Cabang Madiun, Ochubaib Suroya (Gus Obeb).
Dukungan GP Ansor juga diwujudkan dengan pemasangan beberapa spanduk yang bertuliskan "Saatnya Bergegas Bangkit "Nderek" (ikut red) Gus Dur". "Selamat Datang Presiden Rakyat" Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Meski pengajikan tersebut telah dihadiri ribuan warga, namun agenda tersebut terpaksa tidak dilanjutkan. Pasalnya, Gus Dur yang didaulat menjadi pembicara utama batal hadir ditengah-tengah warga akibat sesuatu hal. Akhirnya, ribuan jamaah tersebut pulang dengan hati kecewa.
"Kami selaku panitia meminta maaf kepada seluruh warga nahdliyin atas batalnya pengajian umum karena tidak hadirnya Gus Dur yang sekarang dalam kondisi sakit," kata Gus Obeb yang juga Ketua Panitia acara pengajian umum.
Pantauan dilapangan, sejumlah spanduk sambutan dan dukungan terhadap Gus Dur juga muncul dari sejumlah partai seperti PKB dan PKNU. Misalnya spanduk PKB yang berbunyi "Maaf Cak Imin, Karna Durhakamu Pada Gus Dur, Kami Tak Akan Bergabung". Kendati demikian, DPC PKB Kabupaten Madiun tidak mengakui atas pemasangan spanduk tersebut.
"Secara kelembagaan, PKB tidak membuat spanduk tersebut. Karena kita tidak ingin dikira menumpangi kegiatan diselenggarakan oleh Ansor. Kalaupun ada spanduk, yang jelas bukan kebijakan DPC," kata Sekretaris DPC PKB Kabupaten Madiun, Nuryanto saat dikonfirmasi.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009