Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI mengeluarkan imbauan bagi WNI untuk membatasi melakukan perjalanan ke Thailand, seiring dengan peningkatan aksi unjuk rasa di negeri gajah putih tersebut.
"KBRI Bangkok telah mengeluarkan `release` di laman mereka sejak 8 April lalu yang bersifat imbauan bagi WNI untuk membatasi kunjungan ke Thailand apabila tidak mendesak sekali," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Minggu.
Menurut Faiza, Kemlu juga mengeluarkan imbauan agar WNI yang berada di Thailand untuk meningkatkan kehati-hatian, terutama pascabentrokan berdarah Sabtu (10/4) malam yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
"Saat ini seluruh WNI yang terdaftar di Thailand berjumlah 1733 orang," katanya.
Pembubaran demonstran antipemerintah di Bangkok, Sabtu (10/40, menewaskan sekitar 15 orang dan melukai lebih dari 650 orang. Aksi tersebut sekaligus menandai bahwa ketegangan dalam sebulan terakhir akibat tuntutan demonstran untuk menggelar pemilihan umum baru belum ada tanda-tanda mereda.
Kejadian berdarah itu merupakan aksi kekerasan terburuk di Bangkok sejak lebih dari puluhan orang tewas dalam sebuah unjuk rasa antimiliter tahun 1992. Menurut laporan beberapa kantor berita asing beberapa selongsong peluru, batu, dan tumpahan darah berceceran di jalan yang menjadi lokasi bentrokan antara tentara dan demonstran selama beberapa jam.
Unjuk rasa tersebut merupakan bagian dari bentrokan lama antara pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang sebagian besar berasal dari kaum miskin, dengan pendukung pemerintahan berkuasa yang dituduh memprakarsai kudeta militer tahun 2006 untuk mencopot Shinawatra dari posisinya karena diduga terlibat praktik korupsi.
Sementara itu sejumlah aksi unjuk rasa yang menggoyang Bangkok beberapa pekan terakhir sama sekali tidak mengganggu upaya Pemerintah Indonesia dan Thailand dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan kedua negara yang dilakukan oleh KJRI Songkhla.
Kegiatan yang dilakukan antara lain menyelenggarakan pameran pada "IMT-GT Trade Fair and Food Expo Songkhla 2010", Hat Yai Songkhla 7-12 April 2010 dan berpartisipasi pada "Songkhla Walking Street Festival 2010" pada 6-10 April 2010.
Pameran Konsulat Indonesia di Songkhla pada IMT-GT Trade Fair and Food Expo Songkhla 2010 mengundang peranserta sejumlah povinsi di Indonesia terutama provinsi yang menjadi anggota IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangles).
Kegiatan itu diikuti oleh instansi dan kalangan bisnis terkait dari Provinsi Sumatera Utara, Riau, Aceh dan Yogyakarta serta pengusaha makanan Indonesia dari Bangkok dengan jumlah total peserta sekitar 70 orang termasuk tim kesenian dari Provinsi Riau dan Sumatera Utara.
Selain itu, Konsulat RI Songkhla juga mengadakan pameran pada "Songkhla Walking Street Festival", 6-11 April 2010. Festival yang baru pertama kali diadakan itu, dimaksudkan sebagai upaya pelestarian budaya dan kota tua Songkhla.
Festival dibuka oleh Gubernur dan Walikota Songkhla dengan dihadiri oleh Konsul Jenderal Malaysia, China dan Indonesia beserta staf serta para pelaku budaya dan bisnis setempat.
(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010