Korea Selatan mendapati empat lagi peternakan sapi dan babi positif terkena penyakit kuku dan mulut itu sejak kasus pertama dikonfirmasikan, dari jangkitan terakhir penyakit tersebut pada sebuah peternakan sapi di Pulau Ganghwa, 58 kilometer di barat Seoul, Jumat.
Konfirmasi terakhir itu muncul setelah Seoul secara resmi mengumumkan bahwa Korea Selatan telah `bersih` dari penyakit itu pada 23 Maret, setelah 5.956 hewan senilai 42,5 miliar won (37,9 juta dolar) dimusnahkan di negara itu.
Pengumuman tersebut dibuat setelah jangkitan pertama tahun ini dikonfirmasikan pada 7 Januari di Pocheon, 45 kilometer di utara Seoul.
Negara telah berharap untuk mendapatkan kembali `status bebas penyakit kuku dan mulut` dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia yang bermarkas di Paris, sekitar September, jika tidak ada kasus baru yang terjadi sehingga pihaknya bisa mulai mengekspor lagi, misalny, daging babi.
Kementerian Pangan, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mengatakan, pihaknya akan selesai menyisihkan 16.000 ternak di 140 peternakan di seluruh kawasan yang terjangkit, untuk mengontrol penyakit itu agar tidak menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Kementerian Sabtu memperluas daerah target untuk pencegahan sampai radius tiga kilometer dari peternakan yang terkena, dari sebelumnya 500 meter, dan juga akan menaikkan peringkat siaga krisis menjadi jingga, tingkat tertinggi kedua dalam kendali penyakit yang tersebar di antara hewan ternak seperti sapi, babi, rusa dan angsa.
Kementerian memasang penghalang jalan untuk mengendalikan manusia dan kendaraan keluar masuk ke daerah Ganghaw yang tertular, dan melakukan basmi kuman pada peternakan serta kendaraan-kendaraan di sekitar wilayah sebagai bagian dari upaya kendali penyakit.
Sementara itu, pihak yang berwenang di sektor pertanian juga mengeluarkan siaran yang menyatakan, manusia terhindar dari penyakit hewan dan menenangkan potensi meningkatnya ketakutan di kalangan masyarakat.
Korea Selatan dua kali dihantam penyakit tersebut yakni pada 2000 dan 2002, dengan kerugian mencapai masing-masing 300,6 miliar won dan 143,4 miliar won.
(T.H-AK//H-RN/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010