PPL ini penting untuk memantapkan Sumsel sebagai lumbung pangan nasional
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan merekrut 1.000 petugas penyuluh lapangan pertanian pada November 2020 untuk mendampingi para petani yang berada di sejumlah daerah sentra produksi.
Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Sumsel, Rabu mengatakan kesempatan diberikan kepada lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan strata 1 bidang pertanian.
Penyuluh itu nantinya akan ditempatkan di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Ogan Komering Ulu Timur.
"Upaya Pemprov Sumsel menghidupkan kembali fungsi dari tenaga PPL (petugas penyuluh pertanian) ini bukan tanpa asalan, salah satunya untuk memberikan edukasi yang benar pada kalangan petani yang ada di sentra-sentra produksi," kata dia.
Baca juga: Produksi padi Sumatera Selatan bisa tembus 2,69 juta ton GKG
Ia mengatakan edukasi itu meliputi cara bercocok tanam, pemilihan benih, pemupukan dan pemeliharaan tanaman hingga urusan pascapanen.
Untuk pendaftarannya dibuka pada minggu pertama November 2020, melalui website Universitas Sriwijaya (Unsri).
"PPL ini penting untuk memantapkan Sumsel sebagai lumbung pangan nasional," kata dia.
Lowongan untuk tenaga pendamping peningkatan ekonomi petani (PPEP) atau PPL ini yang dibutuhkan meliputi pendamping penyuluh, pendamping pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), dan pendamping pengawas benih tanaman (PBT).
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon para pelamar di antaranya warga negara Indonesia (WNI), sehat jasmani dan rohani, berusia maksimal 35 tahun pada saat pendaftaran, tidak terikat kontrak kerja dengan instansi dan lembaga lainnya dan berdomisili di kecamatan wilayah kerja penyuluhan pertanian (WKPP) dibuktikan dengan KTP dan KK.
Kemudian, melampirkan surat keterangan sehat dan bebas narkoba lewat surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah, berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian, mampu mengoperasikan komputer, memiliki dan mampu mengoperasikan handphone (HP) Android dan memiliki SIM C.
Sedangkan untuk kualifikasi pendidikan harus lulusan SMK pertanian untuk posisi sebagai tenaga pendamping penyuluh, pendamping pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan pendamping pengawas benih tanaman (PBT).
Lulusan S1 Pertanian program studi Agronomi, Agroteknologi untuk menempati posisi tenaga pendamping penyuluh, POPT, dan PBT.
Lulusan S1 Pertanian program studi Agribisnis untuk posisi yang dilamar tenaga pendamping penyuluh dan PBT.
S1 program studi Hama Penyakit Tumbuhan untuk posisi POPT dan lulusan S1 Peternakan untuk posisi tenaga pendamping penyuluh. Adapun domisili pelamar di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, OKI dan OKU Timur.
Sejauh ini, Sumsel merupakan provinsi kelima sebagai produsen beras tertinggi pada 2019 setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
Tahun ini, Sumsel menargetkan produksi padi 4.925.191 ton gabah kering giling, sedangkan per 17 Agustus 2020 mencapai 2.899.041 ton GKG dengan luas tanam 840.663 hektare. Sumsel memerlukan tambahan luas tanam 128.719 hektare agar target capaian produksi tersebut bisa dipenuhi.
Baca juga: BPS: Ekspor Sumsel turun 8,67 persen pada September 2020
Baca juga: Dukung stok nasional, Sumsel dorong sentra beras tingkatkan produksi
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020