Otoritas Aljazair sebelumnya menyebutkan bahwa Tebboune berada di Jerman untuk pemeriksaan medis ketika bertolak ke negara tersebut tiga pekan lalu, dengan mengatakan orang-orang di pemerintahannya terkena COVID-19.
Pria berusia 75 tahun, yang juga perokok itu, terpilih kurang dari setahun saat Aljazair menghadapi krisis politik terbesarnya dalam puluhan tahun dengan gerakan protes massal yang menuntut agar seluruh kelas penguasa diganti.
Didukung oleh kekuatan militer, Presiden Tebboune mendorong perubahan pada konstitusi sebagai bagian dari strategi untuk membalik halaman mengenai kerusuhan. Namun, meski disepakati dalam referendum pada Minggu, partisipan pemilih sangat rendah, yakni 23,7 persen.
Ketidakhadirannya karena sakit dapat memperlambat upaya Aljazair untuk sementara meloloskan reformasi ekonomi, yang bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan energi yang menyusut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Aljazair minta rakyat disiplin terkait pencegahan corona
Baca juga: Tekan penularan COVID-19, Aljazair perpanjang jam malam
Baca juga: Aljazair umumkan kasus pertama corona
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020