Dari sekitar 1.045 Mega Watt Elektrik (Mwe) potensi geothermal Garut, baru termanfaatkan 110 MWe yang diekploitasi PT Chevron Geothermal Energi Indonesia di lapangan panas bumi Kampung Darajat, Kecamatan Pasirwangi, sebagaimana diakui Kadis Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Garut, Ir Widyana saat dihubungi Minggu.
Bahkan dia menyatakan, Pemkab setempat saat ini pun tak memiliki kesiapan dana Rp12 miliar, untuk memenuhi biaya studi pendahuluan geothermal oleh konsultan.
Meski studi pendahuluan tersebut semestinya dilaksanakan tahun ini, sebagai persyaratan pelaksanaan tender kegiatan ekplorasi dan eksploitasi potensi geothermal 40-70 mega watt elektrik (MWe) di Kampung Arinem, Kecamatan Pakenjeng, pada 2011 mendatang, katanya.
Sehingga studi pendahuluan termasuk tender serta realisasi eksplorasi dan eksploitasi sumber energi terbarukan itu, terpaksa mengalami penundaan, menunggu alokasi bantuan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar.
Karena Dinas ESDM Jabar, tahun ini tidak bisa meluncurkan anggaran dari dari APBD Jabar disebabkan banyak terserap alokasi 20 persen dana pendidikan, ungkap Widyana.
Sedangkan potensi geothermal lainnya, yang hingga kini masih dibiarkan terlantar di Kabupaten Garut antara lain di Kampung Cilayu, Kecamatan Cisewu serta yang berlokasi di antara Gunung Guntur dan Masigit, masing-masing berkapasitas energi terpasang berkisar 40-70 MWe.
Kabupaten Garut juga mendapat penyinaran matahari relatif stabil sepanjang tahun, dengan rata-rata potensi radiasi penyinaran mencapai 4,82 kwh/m2, merupakan alternatif energi listrik terutama pada daerah yang sangat sulit dijangkau jaringan listrik PLN, katanya.
Sementara itu, potensi pengembangan energi sumber daya air sungainya, antara lain terdapat di Cibatarua Kecamatan Pamulihan, Cirompang Kecamatan Bungbulang dan Cimerak Kecamatan Cibalong dengan kapasitas berkisar 19,57 kW hingga 277,5 kW, sehingga masih banyak diperlukan sentuhan investor, imbuh Widyana.
(U.KR-HT/Y008/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010