Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir-akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), kembali bertengger di atas 1.900 dolar dan mencatat kenaikan untuk hari ketiga beruntun, saat greenback tergelincir dan ambiguitas mengenai hasil pemilihan presiden Amerika mendorong investor mencari perlindungan pada logam safe-haven.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, bertambah 17,9 dolar AS atau 0,95 persen menjadi ditutup pada 1.910,4 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (2/11/2020), emas berjangka terangkat 12,6 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.892,50 dolar AS

Akhir pekan lalu (30/10/2020), emas berjangka juga menguat 11,9 dolar AS atau 0,64 persen menjadi 1.879,90 dolar AS, setelah merosot 11,2 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.868 dolar AS pada Kamis (29/10/2020), dan anjlok 32,7 dolar AS atau 1,71 persen menjadi 1.879,2 dolar AS pada Rabu (28/10/2020).

“Satu-satunya pendorong dibalik harga emas adalah kemungkinan besar akan terjadi kekacauan seputar pemilihan umum AS, dari prediksi tidak memiliki presiden malam ini,” kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

Terlepas dari keunggulan konsisten Joe Biden dari Partai Demokrat dalam jajak pendapat nasional, kontes ini akan segera berakhir di negara bagian-negara bagian mengambang, dan mungkin perlu beberapa hari sebelum hasilnya diketahui karena penundaan penghitungan suara.

"Kami akan menembus di atas level 2.000 dolar AS per ounce dengan potensi tertinggi sepanjang masa dari pelantikan (presiden) (pada 20 Januari)," kata Sica, menambahkan bahwa emas akan memiliki momentum yang signifikan sampai presiden berikutnya diputuskan dan kemudian akan bergantung pada stimulus lebih lanjut.

Emas juga mendapat dukungan dari dolar yang jatuh, ketika investor bertaruh pada kemenangan oleh Biden, yang berpotensi menyuntikkan stimulus lebih besar ke dalam ekonomi yang dilanda virus.

Pandemi terus mengamuk dengan beberapa negara Eropa berada di bawah penguncian baru.

"Hasil pemilihan, saat kami mendapatkannya, kemungkinan akan ramah emas dengan kemungkinan dolar melemah, stimulus baru, suku bunga di wilayah negatif dan kemungkinan bahwa Fed akan mulai membeli aset-aset jangka panjang," analis StoneX, Rhona O'Connell mengatakan dalam sebuah catatan.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS akan memulai pertemuan dua hari pada Rabu waktu setempat.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 30,1 sen atau 1,25 persen menjadi ditutup pada 24,334 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 15,5 dolar AS atau 1,8 persen menjadi ditutup pada 875 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020