Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengemukakan belum terlihat efek libur panjang terhadap peningkatan kasus COVID-19
di ibu kota.

"Kalau satu sampai dua hari ini belum ada (peningkatan pemeriksaan COVID-19 ) yang khusus (akibat libur panjang)," ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa.

Anies menyebutkan bahwa untuk bisa mengetahui efek dari libur panjang, diperlukan waktu beberapa hari dari akhir libur panjang dan bukannya hanya melihat hasil dari satu-dua hari saja.

Meski demikian, Anies mengakui bahwa ada peningkatan signifikan dari lalu lintas Jakarta sejak Senin (2/11) yang menandakan adanya pergerakan masyarakat dalam jumlah tidak sedikit setelah libur panjang.

Baca juga: Terutama di Jakarta, IDEAS: Kasus harian COVID-19 turun seiring PSBB
Baca juga: Penyebaran virus corona di Jakarta Utara tidak terlalu tinggi

CEO GSI Lab Anindya Pradipta Susanto (kiri) bersama Direktur Komunikasi Tanoto Foundation Haviez Gautama (kanan) melihat warga yang menjalani tes usap atau swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Senin (2/11/2020). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.
Mengantisipasi peningkatan COVID-19, Anies
telah menginstruksikan Gugus Tugas COVID-19 di tingkat RW dan para lurah untuk memandu masyarakat yang mengalami gejala COVID-19 untuk lapor dan dilakukan pemeriksaan ke Puskesmas.

"Bila ada orang-orang yang memiliki keluhan maka akan dipandu untuk bisa segera ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan awal. Jadi itu untuk deteksinya," ujarnya.

Anies juga menjamin kesiapan fasilitas isolasi bagi pasien COVID-19 dengan kapasitas keterisian ruang rawat inap isolasi pasien virus corona sebesar 55 persen sehingga masih ada 45 persen ruangan yang masih tersedia.

"Untuk ICU 58 persen tingkat keterisiannya, tentu kita ga berharap ini melonjak tapi kami tegaskan bahwa kapasitasnya ada," tutur Anies.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020