Mukomuko (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memberikan bantuan kepada satu keluarga yang rumahnya rusak akibat terbawa tanah longsor di Desa Tunggang, Kecamatan Pondok Suguh.
“Hari ini Pak Camat saya suruh ke kantor sosial untuk mengambil bantuan di gudang,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko Saroni dalam keterangannya di Mukomuko, Selasa.
Sebagian bangunan rumah milik Triman (46) warga Tunggang, Kecamatan Pondok Suguh rusak akibat terbawa tanah longsor setelah hujan deras melanda wilayah itu sejak Ahad (1/11).
Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko meminta camat di wilayah ini mengambil bantuan untuk korban longsor karena dua mobil milik instansi ini sudah berangkat ke Bengkulu dan satu lagi ke lapangan di Kecamatan Ipuh.
Baca juga: Rumah warga Mukomuko rusak terbawa longsor
Baca juga: Mukomuko siagakan empat alat berat antisipasi longsor
“Makanya, karena kendaraan kita tidak ada di kantor dinas ini, camat yang turun ke Dinas Sosial untuk mengambil langsung bantuan untuk korban longsor ke dinas ini,” ujarnya pula.
Kalau bahan pokok makanan seperti beras tidak ada di gudang logistik bencana dinas ini, yang ada terpal, minyak goreng, kecap, sarden, pakaian, perlengkapan dapur dan selimut.
Ia mengatakan karena hanya sebagian bangunan rumah milik keluarga warga di wilayah ini yang rusak akibat terbawa longsor sehingga mereka tidak membutuhkan bantuan pakaian.
Camat Pondok Suguh Abdul Hadi sebelumnya mengatakan sebagian bangunan yang rusak terbawa longsor tersebut milik Triman (46) warga Desa Tunggang.
“Ruang dapur permanen milik warga tersebut habis terbawa longsor. Lokasi bangunan tersebut berada di pinggir Sungai Teramang atau berada dekat jembatan Desa Tunggang arah ke muara wilayah ini,” ujarnya.
Kronologis kejadiannya pada hari Ahad (1/11) pagi jam 07.00 WIB, hingga malam terjadi hujan deras sehingga membuat debit air sungai di wilayah itu meningkat dan menyebabkan banjir dan tanah bergerak.
Ia menyebutkan saat ini sebanyak 15 bangunan rumah lainnya yang berada di pinggir Sungai Teramang dan satu masjid, tetapi yang paling dekat dengan pinggir sungai adalah rumah tersebut.
“Kalau belasan rumah lainnya yang berada sepanjang pinggir sungai ini semakin kritis. Jarak bangunan rumah ini dengan sungai sekitar dua hingga tiga meter dengan pinggir tebing,” ujarnya.*
Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020