`Ini adalah kewajiban kami untuk berterima kasih kepada pemerintah Swiss, rakyatnya dan secara khusus Palang merah Swiss," karena telah menerima pengungsi Tibet sejak 1959," kata Dalai Lama dalam sebuah konferensi pers di Zurich.
Saat ini ada sekitar 4.000 warga Tibet tinggal di Swiss.
Pemimpin Budha itu telah mengunjungi negara itu sebanyak 13 kali, dan melakukan kunjungan rutin kepada para biksu di Institut Tibet di Rikon, tidak jauh dari Zurich.
Dalai Lama (74) yang telah tinggal di pengasingan sejak 1959, tidak menyeru kemerdekaan Tibet, namun ingin memperoleh otonomi yang lebih besar dari China untuk wilayahnya.
Dia mengatakan bahwa dia "berharap" untuk dapat memperoleh otonomi tersebut pada dasawarsa ini. `Hal ini mungkin tidak akan dimulai pekan depan atau bulan depan atau bahkan tahun depan. Namun dalam dasawarsa ini."
Dalai Lama, dalam kunjungan lima harinya ke Zurich yang dimulai Rabu, melakukan pertemuan dengan presiden parlemen Swiss, Pascale Bruderer.
Tidak ada rencana untuk bertemu perwakilan pemerintah Swiss, kata Kementerian Luar Negeri Swiss.
`Mengapa saya harus kecewa?" tanya Dalai Lama ketika ditanya mengenai tidak adanya pertemuan dengan perwakilan pemerintah. Dia menambahkan bahwa tujuan dari kunjungannya adalah untuk menghadiri konferensi Budha.
Pertemuan antara peraih penghargaan Nobel 1989 itu dengan pejabat negara yang dikunjunginya acapkali menciptakan ketegangan dengan Beijing.
China mengaku bahwa Tibet adalah bagian tak terpisahkan dari negara itu dan setiap pertemuan dengan Dalai Lama berarti mencampuri urusan dalam negerinya.
(G003/H-AK)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010