Gaza (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza, Palestina secara total dimatikan pada Jumat karena kehabisan bahan bakar, Otoritas Energi Palestina di Gaza mengumumkan, Jumat.

Otoritas itu mengatakan dalam satu pernyataan bahwa pembangkit listrik di Gaza telah mematikan seluruh gardunya pada pada Jumat pagi setelah pembangkit itu kehabisan bahan bakar.

Pernyataan itu mengatakan pemerintah Palestina pimpinan Perdana Menteri Salam Fayyad di Ramallah membatasi jumlah bahan bakar yang dikirim ke Jalur Gaza dari 2.200 meter kubik menjadi 750 meter kubik setiap pekan.

Otoritas Energi Palestina yang bermarkas di Gaza memperingatkan bahwa ketiadaan listik itu "dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan di Jalur Gaza, yang telah dikunjungi para pemimpin internasional dan para diplomat yang menjanjikan pelonggaran blokade Israel.

Deputi Ketua Badan Energi Palestina, Kanan Obeid kepada wartawan mengatakan seluruh empat turbin utama di pembangkit listrik Gaza telah dimatikan pada Jumat, "setelah jumlah bahan bakar yang diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza sangat berkurang."

Ia mengatakan pembangkit listrik di Gaza yang bertujuan menyediakan 60 megawatt di Jalur Gaza dan gardu-gardu listrik dikurangi hingga 50 persen setelah berkurangnya penerimaan bahan bakar.

Jalur Gaza yang terblokade itu bergantung pada tiga sumber untuk mendapatkan listrik.

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza itu memasok 40 persen, sementara sisanya dipasok oleh Israel dan Mesir.

Israel telah lama memberlakukan blokade yang ketat dalam tiga tahun terakhir sejak Jalur Gaza dikuasai faksi Islam garis keras, Hamas, pada Juni 2007.

Kendati demikian, Israel sesekali membuka kembali pintu perbatasan untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah yang dicaplok Zionis Yahudi sejak 1967. (M043/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010