Pangkalpinang (ANTARA News) - Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), mengeluhkan bangkai anjing yang mati di pinggir jalan dan perkarangan rumah setelah Pemerintah Kota Pangkalpinang mengelimasi anjing liar itu.

"Setiap pemerintah mengeliminasi anjing liar, banyak bangkai anjing yang terkena racun itu mati di pinggiran jalan dan pekarangan rumah," ujar Iskandar warga Pangkalpinang, Jumat.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang melakukan eliminasi anjing liar pada Selasa (6/4) hingga Kamis (8/4) dan berhasil memusnahkan 363 ekor anjing liar.

Ia mengatakan, banyak bangkai anjing yang tidak diangkut petugas yang melakukan eliminasi anjing liar itu, sehingga warga terpaksa membuang bangkai anjing itu.

"Pagi tadi saya menemukan dua ekor anjing yang mati di pekarangan rumah, belum anjing yang mati di pinggiran jalan sekitar lingkungan rumah," ujarnya.

Menurut dia, bangkai anjing yang tidak terangkut petugas itu dikarenakan racun yang digunakan kurang manjur sehingga anjing yang memakan umpan beracun itu tidak langsung mati dan masih bisa bertahan satu jam hingga dua jam yang pada akhirnya anjing itu mati di halaman rumah warga.

"Seharusnya petugas setiap mengeliminasi anjing harus menggunakan racun yang ampuh dan cepat reaksinya sehingga anjing yang memakan umpan beracun itu mati seketika atau mati dalam kurun waktu lima menit hingga 10 menit dan petugas bisa mengetahui dimana anjing itu mati dan membawanya," ujarnya.

Eliminasi yang dilakukan pemerintah kota itu, kata dia, sangat didukung masyarakat untuk menciptakan daerah yang bersih, tertib, aman dan terbebas dari penyakit yang disebabkan anjing liar itu.

"Kami sangat mendukung pengeliminasian anjing yang berkeliaran di jalan, pertokoan dan rumah warga. Anjing liar itu sudah cukup meresahkan dan banyak kecelakaan kendaraan roda dua akibat menabrak anjing liar itu," ujarnya.

Demikian juga, Andi warga Pangkalbalam, juga menemukan anjing mati di pekarangan rumah.

"Pagi hari saya sudah dikejutkan bangkai anjing yang mati di depan pintu depan rumah, pada mulut anjing berukuran besar dan bau itu mengeluarkan busa akibat racun, ya terpaksa saya mengangkat dan membuang bangkai anjing itu ke tempat pembuangan sampah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pertenakan Pangkalpinang, Widiantono, mengatakan, pengeliminasian anjing dilakukan mengingat meningkatnya populasi anjing di Kota Pangkalpinang.

"Meski Kota Pangkalpinang terbebas dari rabies, kami akan kembali memusnahkan anjing liar yang berkeliaran di jalan protokol dan tempat umum karena sudah menganggu kenyamanan dan ketertiban umum," ujarnya.

Ia mengatakan, populasi anjing liar cukup tinggi, dalam sebulan populasi anjing liar mencapai 1.000 hingga 1.500 ekor anjing sehingga diperlukan pemusnahan anjing liar yang telah meresahkan masyarakat dan mengancam keselamatan pengendara sepeda motor di jalan.

"Rata-rata kecelakaan bermotor dikarenakan anjing yang berkeliaran di jalan-jalan, pengendara motor sering menabrak anjing karena anjing tersebut menyeberang jalan secara tiba-tiba," ujarnya.

Untuk itu, diharapkan peran warga membantu petugas membuang bangkai anjing apabila ditemukan mati di pekarangan rumah yang tidak ditemukan petugas saat mengeliminasi anjing liar itu. (KMN/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010