"Dalam pertemuan Menlu dan diangkat dalam tingkat pemimpin (dalam KTT ASEAN) ada keinginan kuat dari Ketua ASEAN saat ini (Vietnam) dan anggota yang lain agar ketua ASEAN bisa hadir pada pertemuan puncak G-20," kata Presiden saat menjelaskan hasil KTT ASEAN kepada wartawan Indonesia di Hanoi, Jumat.
Ketua ASEAN sendiri dilakukan secara bergiliran.
ASEAN atau Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara beranggotakan sepuluh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Presiden mengatakan, pada tahun ini ada dua pertemuan G-20 yakni Juni di Kanada dan Oktober atau November di Korsel.
Indonesia, kata Presiden, menyambut baik, mendukung dan secara aktif mengupayakan agar Ketua ASEAN betul-betul bisa ikut KTT-20.
Bahkan, kata Kepala Negara, Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung telah menyarankan KTT G-20 agar Ketua ASEAN ikut KTT G-20.
"Bahkan Indonesia akan menulis surat ke tuan rumah pertemuan KTT tahun ini, Kanada dan Korea agar Ketua ASEAN bisa ikut," kata Presiden.
Presiden mengatakan, pada KTT ASEAN kali ini juga dijadikan kesempatan untuk menjelaskan mengapa Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang masuk dalam forum G-20.
"Saya sampaikan ke kolega agar tidak salah mengerti," katanya.
Presiden menjelaskan G-20 dibentuk setelah krisis Asia pada 1998, namun pertemuan baru pada tingkatan menteri.
Kemudian pada 2008 menjadi forum yang dihadiri pimpinan negara. Dan selanjutnya berkembang menjadi G-8 plus dimana SBY pernah diundang. Sehingga saat menjadi G-20, Indonesia tetap menjadi anggota.
Pada pertemuan G-20, Presiden mengatakan bahwa ia tidak mendapat mandat dan tidak mewakili ASEAN.
ASEAN, kata Presiden, harus diwakili Ketua ASEAN.
Namun sejak pertemuan G-20 yang pertama Indonesia dalam menyampaikan pandangan, berupaya mencerminkan aspirasi dan kepentingan ASEAN, juga kepentingan dan aspirasi negara berkembang lain.
Namun Indonesia berpendapat Ketua ASEAN hadir dalam KTT G-20.
(T.U002/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010