Bogor (ANTARA News) - Telepon genggam (handphone/HP) Nokia seri N 71 dan "sim card" milik wartawati harian Kompas Ratih P Sudarsono raib digondol pencuri usai liputan Konferensi Perubahan Iklim Negara Muslim di Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Wartawati yang akrab disapa Hesti itu menjelaskan, peristiwa kehilangan telepon genggam milik kantornya itu terjadi usai dirinya mewawancarai narasumber asal luar negeri.
"Saya baru sadar `handphone` saya hilang selesai wawancara di lantai dua gedung IPB International Convention Center, ketika mau menulis berita `handphone` sudah tidak ada," katanya.
Ia menyebutkan, sewaktu wawancara dengan narasumber asal luar negeri tersebut, suasananya berdesakan antara wartawan yang ingin mendapatkan informasi.
Penasaran di mana telepon genggamnya berada, Hesti mencoba menghubungi nomor "handphone" yang hilang, namun pelaku sudah mematikan nomor tersebut.
Awalnya, ia saat berada dalam gedung semegah itu besama-sama wartawan lainnya tidak menyangka akan menjadi korban pencurian, karena saat pertama peliputan, di dalam ruangan tersebut hanya ada wartawan yang benar-benar memiliki media jelas.
Namun saat di luar konferensi pers, tepatnya di lobi tengah gedung yang menuju pintu masuk ruangan, muncul segerombolan orang mengaku wartawan yang tidak jelas medianya.
Usai kejadian tersebut, Hesti ditemani sejumlah wartawan melaporkan peristiwa itu ke Mapolsek Bogor Tengah.
"Saya heran, kok masih ada berbuat tindak kejahatan di gedung semegah itu, padahal di sini banyak tamu asing dan pengamanan lengkap," katanya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Bogor Tengah Iptu Haris Wibowo mengatakan, pihaknya akan meminta pengelola Internasional IPB Convention Center untuk kembali mengulangi rekaman CCTV (Closed Circuit Television) pada jam wartawan sedang melakukan tugas peliputan.
"Semua sudut ruangan terpasang CCTV, jika hilang di lobi atau dekat pintu masuk, maka akan terlihat di CCTV," katanya.
Atas laporan tersebut, saat ini petugas Polsek Bogor Tengah akan menangani kasus tersebut dengan bantuan CCTV.
Usai melapor Hesti hanya bisa pasrah karena ia yakin semua kejadian ada hikmahnya.
(T.KR-LR/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010