Semoga dengan Pemkab Bogor menggandeng TNI untuk pembukaan Jalur Puncak Dua, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat akan melihat niat dan keseriusan kami dan berkenan melakukan intervensi anggaran untuk pembangunan jalan ini secara maksimal.

Citeureup, Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa pembangunan Jalur Poros Tengah Timur (PTT) atau Jalur Puncak Dua membutuhkan bantuan dari APBN, selain menggunakan anggaran dari APBD Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Semoga dengan Pemkab Bogor menggandeng TNI untuk pembukaan Jalur Puncak Dua, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat akan melihat niat dan keseriusan kami dan berkenan melakukan intervensi anggaran untuk pembangunan jalan ini secara maksimal," ujarnya saat hadir dalam pembukaan karya bakti skala besar Kodim 0621 di Citeureup, Kabupaten Bogor, Senin.

Ia memperkirakan butuh dana sekitar Rp1,2 triliun untuk membangun jalan sepanjang 48,5 kilometer demi memudahkan akses tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.

Baca juga: Bupati Bogor sebut Jalur Puncak Dua bangkitkan ekonomi lima wilayah

Kini, Ade Yasin mendanai program karya bakti skala besar Kodim 0621 menggunakan APBD Kabupaten Bogor senilai Rp5 miliar, pekerjaannya berupa pembersihan lahan atau land clearing dengan panjang 1,1 kilometer dan lebar jalan 30 meter.

"Untuk pembangunan fisiknya, akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, dengan sumber dana dari APBD, APBD Provinsi, pusat, atau sumber lain yang sah," terang Ade Yasin.

Sementara itu, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Mulyadi menyebutkan bahwa pengajuan untuk pembangunan Jalur Puncak Dua sudah ditanggapi oleh pemerintah pusat. Tahun depan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membuat kajian detail engineering design (DED).

"Sudah disuarakan ke Banggar maupun Komisi V DPR RI, insha Allah tahun 2021 akan dibuat DED dan tahun 2022 pembangunan fisik," terangnya.

Baca juga: Kerahkan TNI, pembukaan Jalur Puncak Dua dilanjutkan hari ini

Politisi Partai Gerindra itu mengakui bahwa Jalur Puncak Cisarua kini kondisinya selalu padat setiap hari libur. Maka, menurutnya membutuhkan jalur alternatif yang juga representatif dilalui pengendara.

"Puncak Dua ini bukan hanya solusi akan kemacetan lalu lintas kendaraan di Kawasan Puncak tetapi juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar," kata Mulyadi.

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020