Jakarta (ANTARA News) - Lionel Messi, begitu namanya disebut, bahkan diplesetkan sebagai "El Messias" kemudian diparipurna dalam pernyataan bahwa Messi sedang bermain bersama Tuhan oleh legenda sepak bola asal Argentina Diego Maradona.

Nyatanya, Messi tidak lebih seorang murid yang menanti di pantai sebuah danau menunggu datangnya Sang Guru agar meluncur dua kata, "Itu Tuhan".

"Quattrick" atau empat gol telah membaptis Messi sebagai murid yang nelayan, yang memercayai bisikan dari Langit, "Tebarkanlah jalamu agar engkau beroleh ikan." Dan bintang Barca itu menjawab dengan tawaduk, "Aku ingin pergi dengan Engkau, ke mana Engkau pergi." Dan ia bergumam dalam bahasa Latin, Fiat Voluntas Tua (terjadilah kehendak-Mu).

Empat gol Messi membawa bahtera Barcelona lolos semifinal, setelah membungkam gelegar meriam para punggawa Liga Inggris Arsenal dengan skor 4-1 pada leg kedua perempat final Liga Champions di Camp Nou, Selasa (6/4). Barca menang dengan capaian agregat 6-3. Hasilnya, "Blaugrana" dinanti Inter Milan di babak empat besar.

Predikat pertama, Messi Dewa Bola. Predikat kedua, El Messias menuai sanjungan dari kawan dan lawan. Dua predikat itu mengiringi selebrasi Messi setelah merobek gawang Arsenal.

Duduk di garis tendangan sudut gawang, kedua tangannya membuka, dan tawa melebar seakan hendak menyatakan kredo bahwa "bagaimana aku mencintai ketika aku mencintau Tuhanku?"

Langit Tertinggi menjawab bahwa striker Argentina berusia 22 tahun itu mengukir kenangan indah pemeluk religiositas global bernama sepak bola. Dia terlahir dari klub Catalan untuk membasuh dirinya sebagai "Yang Fenomenal". Dia memaknai gol demi gol sebagai pembebasan dari kegelisahan demi kegelisahan.

Ketika Messi melafalkan "aku sudah menyebut Tuhanku", ada pemaknaan bahwa "aku tidak pernah merasa pasti kepada apa yang sebenarnya aku cintai ketika aku mencintai Tuhanku". Bukankah di setiap pelabuhan telah tersedia api arang yang di atasnya tergolek ikan dan roti?

Tuhan begitu mencintai Barca karena Dia mengirim undangan dan mengucapkan selamat datang dalam setiap laga. Barcelona menjadi klub dengan raihan serentak incaran gelar terbanyak. El Barca bisa meraih "quintuple winner" setelah mengamankan Piala Super Eropa dan Piala Dunia Klub.

Messi bersama para sohibnya kini mengerling asa kepada La Liga dan Liga Champions. Ini lantaran Barca di bawah pelatih Pep Guardiola mengerti dan memahami satu cara bermain sepak bola, yakni menyerang dan menyerang. Satu lagi: Yang indah!

Jadilah, sepak bola menyerang nan indah. Sebab, langit akan memberkati mereka yang meniup sangkakala optimisme dari setiap laga kehidupan. Bukankah kehidupan bak menggulirkan bola-bola nasib?

Dengan mengusung moto legendaris "Mes Que Un Club", para suporter Tim Catalan ini memiliki klub. Musim lalu, Barca menjaringkan 105 gol di La Liga. Inilah tuah dari sebuah kesabaran menanti setiap momen untuk mengoper bola di saat tepat, menghunjamkan teknik perorangan guna menciptakan peluang di gawang lawan.

Kedigdayaan Barca mengokohkan Penantian bahwa Sang Liyan datang tanpa mampu diantisipasi kedatangannya. Buktinya? Manajer Arsenal Arsene Wenger berujar, "Saya seperti melihat kilat petir. Dari mana asal mereka" Di mana pula liga tempat mereka menuai asa?"

Jawabnya, amati saja setiap laga yang dilakoni Barca, ada sederet kata yang mengabarkan setiap kemenangan. Terjadilah padaku menurut perkataanmu (fiat mihi secundum verbum tuum). Ini aksioma dari taktik indah teruji Barca.

Salah satu buah kontemplasi Barca, Messi menyejarah sebagai pencetak empat gol Liga Champions pada 2010. Ada sederet nama sebelumnya, Marco van Basten (1992), Simone Inzaghi (2000), Dado Prso (2003), Ruud van Nistelrooy (2004), Andrei Shevchenko (2005).

Hati-hati, ada mengintip ketergantungan akan peran Messi (messidependencia). Jangan mencampakkan kebersamaan. Di Blaugrana, ada Thierry Henry, Ibrahimovic sebagai aktor yang siap membongkar tembok pertahanan lawanan.

Untuk menahan laju serangan kubu seteru, ada empat nama setia, masing-masing Maxwell, Pique, Puyol dan Dani Alves. Di bawah mistar, Victor Valdes. Mereka ini siap melakukan dekonstruksi.

Dekonstruksi khas Barca dengan mengucapkan "ketika aku mencintai Tuhanku" merupakan dekonstruksi dari setiap gairah-yang-serba-mustahil.

Pembuktiannya, Barca dijajal Real Madrid dalam "El Clasico" yang akan digelar di Santiago Bernabeau, Sabtu (10/4). Disebut-sebut bahwa pelatih El Real Manuel Pellegrini menyiapkan resep untuk membendung kedahsyatan dekonstruksi khas racikan Barca.

Apakah Madrid akan menjadi murid yang melihat Sang Guru mengajar tentang bagaimana tampil bermain sepak bola dan memenangi laga?

Arus deras bola ke kaki Messi bakal diawasi super-ketat. Tugas ini diemban Tiga Serangkai barisan belakang Madrid yang membawa tameng. Mereka yakni Marcelo, Fernando Gago, Raul Albiol.

Jelang pertandingan itu, sebagaimana dikutip dari Reuters, playmaker Real Madrid Guti berkomentar, "Lawan mengetahui betul siapa Messi. Yang diperlukan rencana anti-Barcelona karena kekuatan mereka tidak hanya kepada Messi. Madrid selalu favorit ketika tampil di kandang".

Gelandang Barca Xavi pun merespons, "Jika saja sebelas pemain bekerja keras dengan talentanya masing-masing maka kemenangan pasti kami raih".

Seperti biasanya, Messi menjawab dengan suara lirih, "Saya akan menjawab kritik bahwa saya bukanlah pemain yang mementingkan diri sendiri." Dan Messi kembali menegaskan, "Inilah aku. Utuslah aku!" (ANT/A024)

Pewarta: Oleh A.A. Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010