Penjelasan itu disampaikan oleh Patrialis Akbar, di ruang tunggu Bandara Ahmad Yani Semarang sebelum terbang ke Jakarta, Kamis malam, setelah melakukan kunjungan maraton selama dua hari ke sejumlah LP di Nusakambangan, LP Cilacap, LP Temanggung, LP Semarang. LP Wanita Semarang serta ke Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Tengah.
Patrialis menjelaskan lahan seluas sekitar 12 ribu hektar di Pulau Nusakambangan, kalau bisa dikelola secara maksimal maka akan sangat membantu program pembinaan kepada para Napi yang ada di Pulau itu terutama terhadap warga binaan (Napi) yang sudah memasuki masa asimilasi atau penyesuaian dengan kehidupan sosial (hampir bebas).
"Kalangan investor perlu diajak untuk dilibatkan mengembangkan kawasan Nusakambangan dengan usaha-usaha produktif, apakah perkebunan, pertanian," kata Patrialis didampingi Dirjen Pemasyarakatan Kemkumham Untung Sugiyono dan Kepala Biro Humas Setjen Kemkumham Martua Batubara.
Menurut Menkumham pihaknya mempunyai kesempatan untuk mengembangkan hamparan lahan di Pulau Nusakambangan seluas 12 ribu hektar yang kini hanya banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tidak produktif.
"Kenapa tidak kita tanami pohon pohon yang ada buahnya atau pohon produktif lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu untuk mewujudkan gagasan itu pihaknya akan meminta bantuan Kementerian Pertanian untuk melakukan survai tentang kualitas tanah apakah subur untuk dikelola untuk perkebunan.
Selain itu kerjasama dengan Kementerian Kehutanan yang telah menjanjikan siap membantu untuk pengadaan pohonnya.
"Memang mubazir lahan seluas itu tidak dikelola secara maksimal," katanya.
Di Pulau Nusakambangan terdapat tujuh Lembaga Pemasyarakatan yaitu LP Narkotika, LP Pasir Putih, LP Batu, LP Besi, LP Permisan, LP Kembang Kuning, LP Terbuka.
Para Napi yang pembinaannya di LP Terbuka itulah yang lebih banyak memerlukan lahan-lahan garap untuk mendidik ketrampilan bagi mereka.
Di LP Terbuka Nusakambangan yang kini penghuninya sebanyak 43 narapidana itu, para napinya menggeluti ketrampilannya dengan bercocok tanam, perkebunan, perikanan dan peternakan (penangkaran burung perkutut).
Patrialis Akbar juga menjelaskan bahwa ke depan pihaknya akan lebih banyak lagi membangun LP LP Terbuka karena metode pembinaan napi di LP Terbuka lebih mengedepankan persuasif dengan memberikan bakal pengetahuan dan ketrampilan.
"Kalau saat ini baru ada enam LP Terbuka, maka paling tidak nantinya setiap provinsi memiliki satu LP Terbuka," katanya.
(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010