Surabaya (ANTARA) - Lembaga Survei Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei Pilkada Surabaya 2020 dengan menyebut elektabilitas Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin (MA) dan Mujiaman 51,7 persen, unggul dari paslon Eri dan Armuji 34,1 persen.
"Ini merupakan potret terbaru peta kekuatan elektoral masing-masing pasangan Calon Wali Kota – Wakil Wali Kota Surabaya," kata Peneliti Poltracking Indonesia Masduri saat merilis hasil survei pilkada 2020 di Surabaya, Senin.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei Pilkada Surabaya 2020 pada 19–23 Oktober 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di seluruh Kota Surabaya secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Baca juga: Lembaga pemantau Pilkada Sleman sebaiknya daftar resmi ke KPU
Metode sampling ini meningkatkan representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu kelurahan terpilih.
Menurut Masduri, maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas kandidat wali kota dan wakil wali kota Kota Surabaya, membaca peta persebaran suara berdasarkan demografi dan partai politik, mengukur potensi partisipasi, preferensi pemilih dan kemantapan pilihan.
Adapun temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut yakni pertama, survei ini menunjukkan bahwa berdasarkan pertanyaan dengan simulasi surat suara, elektabilitas pasangan Machfud–Mujiaman (51,7 persen), unggul dari pasangan Eri–Armuji (34,1 persen), dengan pemilih merahasiakan jawaban (5,0 persen) dan yang belum menentukan pilihan atau undecided voters (9,2 persen).
Lebih lanjut, kara dia, survei ini menemukan bahwa dalam pertanyaan kandidat tunggal wali kota (tidak berpasangan), Machfud Arifin (51,9 persen) lebih unggul dari Eri Cahyadi (34,3 persen), dengan pemilih merahasiakan jawaban (6,0 persen) dan undecided voters (7,8 persen).
Begitu juga dengan elektabilitas kandidat tunggal wakil wali kota, tingkat elektabilitas Mujiaman (47.5 persen), lebih unggul dari Armuji (30,7 persen), dengan pemilih merahasiakan jawaban (10,4 persen) dan undecided voters (11,4 persen).
Baca juga: BKD: Gubernur Jatim telah tindak lanjuti rekomendasi KASN
Baca juga: KPU Kepri ingatkan batas maksimum pengeluaran kampanye Rp19 miliar
Kedua, berdasarkan kelompok gender/jenis kelamin, Machfud–Mujiaman unggul signifikan di pemilih laki-laki (49,1 persen) maupun pemilih perempuan (48,2 persen). Selanjutnya, pada kategori tingkat pendidikan pemilih, Machfud–Mujiaman unggul pada semua jenjang pendidikan pemilih, mulai dari tidak lulus SD sampai dengan pemilih lulusan >=Strata-1 (40.0 persen-52,3 persen).
Berdasarkan kelompok generasi usia pemilih, Machfud–Mujiaman juga unggul pada pemilih milenial muda (22-30 Tahun) (52,3 persen), milenial matang (31-40 Tahun) (53,0 persen), generasi X (41-52 Tahun) (56,2 persen), dan baby boomers (53-71 Tahun) (43,0 persen). Sedangkan pemilih Generasi Z (<=22 Tahun) cenderung berimbang antara kedua pasangan.
Ketiga, Berdasarkan basis kultur dan politik pemilih. Dari (57,4 persen) pemilih yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama, sebanyak (57,8 persen) memilih Machfud Arifin–Mujiaman sebagai Wali kota–Wakil Wali kota Surabaya. Di sisi lain, (33,2 persen) warga Nahdlatul Ulama (NU) memilih Eri –Armuji.
Pada pemilih yang terafiliasi dengan Muhammadiyah (7,4 persen), sebanyak (47,6 persen) memilih Eri Cahyadi – Armuji sebagai Walikota – Wakil Walikota Surabaya. Di sisi lain, (43,9 persen) warga Muhammadiyah memilih Machfud-Mujiaman.
Dalam survei ini menunjukkan konsistensi peta persebaran suara pemilih berdasarkan basis politiknya. Pasangan Machfud–Mujiaman yang diusung oleh banyak partai memiliki soliditas pemilih yang tinggi.
Terlihat mayoritas pemilih partai pengusung (PKB, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, PAN dan PPP) terlihat solid dengan memilih pasangan Machfud–Mujiaman. Pemilih PDIP yang notabene partai pengusung utama dan PSI yang merupakan partai pendukung pasangan Eri Cahyadi–Armuji juga terlihat solid dengan memilih Eri–Armuji.
"Melihat waktu pelaksanaan Pilkada Surabaya sekitar satu bulan lagi, kemampuan kandidat dan tim menggarap pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih yang masih mungkin berubah (swing voters) menjadi kunci kemenangan," katanya.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.
Baca juga: Populi Center: Pendukung Jokowi dukung Eri-Armuji di Pilkada Surabaya
Baca juga: KIPP sebut ada pelanggaran kampanye kepala daerah di Pilkada Surabaya
Baca juga: Elektabilitas Eri-Armuji ungguli Machfud-Mujiaman di Pilkada Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020