Surabaya (ANTARA News) - Kedatangan produk China di Jawa Timur melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya diproyeksi mengalami kenaikan signifikan pada semester I 2010 pascapembukaan keran perdagangan bebas ASEAN-China/ACFTA per 1 Januari tahun ini.

"Perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China memberi dampak positif bagi pelaku bisnis pelabuhan di wilayah ini," kata Ketua Gabungan Forwarder dan Ekspedisi (Gafeksi) Tanjung Perak, Aziz Winanda, di Surabaya, Kamis.

Penerapan ACFTA, jelas dia, membawa angin segar bagi bisnis pelabuhan kedua terbesar di tanah air ini. Apalagi, pertumbuhannya selama tiga bulan terakhir mencatatkan kinerja yang signifikan.

"Kondisi ini tampak dari kinerja pengusaha forwarder dan pelayaran di Tanjung Perak," katanya.

Ia menyebutkan, selama Januari sampai Februari 2010 volume impor China ke wilayah ini mengalami kenaikan hingga 18 persen.

"Pertumbuhan itu dipicu besarnya produk impor dari negeri Tirai Bambu yang masuk ke Tanjung Perak," katanya.

Bahkan, ia optimistis, hingga penghujung tahun 2010 kinerjanya bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan pencapaian saat ini.

"Namun, sampai sekarang produk impor masih dikuasai Amerika Serikat dengan sumbangan 40 persen, China 20 persen, Jepang 20 persen, dan 20 persen lainnya menyebar dari beberapa negara," katanya.

Di sisi lain, tambah dia, total arus barang sampai akhir 2009 hanya sekitar 1 juta "twenty foot equivalent units/TEU`s". Rinciannya, volume impor 550 ribu TEU`s dan ekspor sebesar 450 ribu TEU`s.

"Pada tahun ini, kami yakin baik ekspor maupun impor dapat meningkat antara 10 persen hingga 15 persen," katanya.

(T.A040/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010