"Selain mengirim surat, KBRI juga minta kepada pemerintah Malaysia untuk melindungi keamanan para TKI yang memberikan laporan berbeda dengan kepolisian Selangor," kata Minister Counsellor Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Widyarka Ryananta, Kamis.
KBRI, lanjut Widyarka, tetap menghormati proses hukum di Malaysia, namun karena menerima laporan yang berbeda maka secara resmi mempertanyakan hal itu.
Widyarka mengemukakan hal itu terkait dengan perkembangan penembakan tiga TKI asal Sampang, Madura, Selasa, 16 Maret 2010 di dekat danau Kota Putri, Kuala Selangor, jam 3.30.
Menurut versi polisi Selangor, Selasa dini hari (16/3), mobil polisi bertabrakan dengan sebuah sedan Proton Wira. Mobil yang dinaiki tiga TKI itu kemudian melarikan diri dengan mobil itu dengan cepat. Namun naas, tak jauh dari situ, mobilnya menabrak sebuah pohon di dekat danau Kota Putri, Kuala Selangor.
Tiga penumpang keluar. Satu bawa senapan rakitan dan dua penumpang lainnya membawa parang mencoba menyerang polisi. Polisi telah mengeluarkan tembakan peringatan tapi diabaikan lalu dikeluarkan enam tembakan yang langsung membuat mati tiga TKI itu, kata kepala polisi Selangor Khalid Abu Bakar, Selasa (16/3).
Ketiga TKI asal Sampang itu yang ditembak mati itu bernama Muchlis (25 Thn), Musdi (36 Thn), dan Abdul Sanu (30 Thn). Menurut media cetak Malaysia dengan mengutip kepala Selangor, Khalid Abu Bakar, tiga TKI ini merupakan anggota geng Gondol yang terlibat dalam perampokan 19 rumah, termasuk rumah senator Wira Syed Al Habshee dan sebuah rumah di Saujana Golf Resort, Subang yang menimbulkan kerugian 600.000 ringgit (RP1,7 miliar).
Di lain pihak, KBRI menerima laporan dari beberapa TKI yang menjadi saksi dan teman ketiga korban penembakan itu yang berbeda dengan laporan polisi.
Menurut para TKI, ketiga TKI itu diambil secara baik-baik oleh sekumpulan orang yang mengaku polisi Malaysia dengan menggunakan mobil polisi dan mobil tidak bernomor polisi. Ketiga TKI asal Sampang yang ditembak sedang di Cafe Internet saat polisi Malaysia datang.
Polisi datang untuk mencari orang yang dicurigai, tapi tidak ketemu, kemudian meminta ketiga TKI tersebut yakni Muchlis, Musdi, dan Abdul Sanu untuk dimintai keterangan. Mereka diambil dengan baik-baik. Saat itu adalah Selasa (16/3), pagi, sekitar jam 00.30.
Namun teman-teman korban kaget ketika membaca semua koran Malaysia bahwa ketiga kawan mereka telah ditembak mati oleh polisi Malaysia, Selasa (16/3), jam 3.30 pagi. Pemberitaan itu menurut versi polisi.
Ketiga TKI itu hanyalah buruh bangunan spesialis pasang enternit. Mereka tak bisa menyetir mobil, apalagi punya mobi, kata salah seorang saksi yang membuat laporan ke KBRI Kuala Lumpur. (ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010