Sukabumi (ANTARA News) - Saling jambak, pukul dan menggunakan pecahan botol membuat delapan siswi di dua sekolah menengah atas (SMA) swasta di Kota Sukabumi, Jawa Barat, diamankan oleh petugas Polresta Sukabumi karena terlibat perkelahian saat jam istirahat, Kamis.
Informasi yang dihimpun ANTARA News dari pelbagai sumber, Kamis, mengatakan bahwa perkelahian itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB ketika para siswi tengah istirahat.
Peristiwa yang melibatkan dua sekolah swasta, yakni siswi kelas XI SMA Pasundan dan siswi kelas XII SMA Yayasan Akhmad Djuaini (YAD) itu dipicu saling cemburu dan berebut pacar.
Para siswi yang terlibat perkelahian itu, yakni IN, AR, WI, dan AN melawan empat siswi Kelas XII SMA YAD, yaitu YN, NL, AN, dan AG. Mereka berkelahi dengan saling jambak di depan SMA Pasundan. Bahkan, satu di antara mereka terluka akibat terkena pecahan botol yang dipegangnya.
Satuan pengamanan (satpam) dan polisi yang kebetulan melintas di Jalan Pasundan itu langsung melerai perkelahian dan membawa mereka ke Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Sukabumi.
Mereka lantas diperiksa polisi, lalu diberi pembinaan mental oleh pihak Bagian Bina Mitra Polresta Sukabumi.
Kepala Bagian Bina Mitra Polresta Sukabumi, Kompol Sumarta Setiadi, mengatakan bahwa peristiwa itu disebabkan oleh saling cemburu dan salah seorang pelajar SMA YAD yang menerima short message service (SMS) berisi ajakan berkelahi yang seolah-olah dari siswi SMA Pasundan.
"Tanpa pikir panjang, siswi dari SMA YAD langsung mendatangi SMA Pasundan. Setelah siswi dari Pasundan keluar dari pintu pagar sekolah mereka langsung terlibat perkelahian," kata Sumarta.
Insiden perkelahian siswi ini sangat disayangkan oleh Kepala SMA YAD, Mamat Rahmat.
Mamat mengaku tidak ada sanksi tegas terhadap para siswi itu, tetapi hanya pembinaan khusus karena mereka sudah mau selesai sekolahnya.
"Sayang sekali kalau masa depan mereka hancur hanya gara-gara insiden ini," katanya.
Kepala SMA Pasundan, Asep Sukanta, mengaku pihaknya merasa kecolongan akibat insiden itu karena ketika para siswi itu izin keluar, mereka mengaku ada urusan penting di luar kepentingan sekolah.
"Tetapi, ternyata mereka keluar untuk berkelahi. Kami akan memberikan pembinaan khusus kepada siswi tersebut agar tidak mengulangi lagi perbuatannya," katanya.
(KR-SM/D007)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010