"Longsor yang terjadi membuat akses jalan menuju Agrabinta dari Sindangbarang tidak dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat, namun hari ini jalan utama tersebut sudah dapat dilalui meski secara bergantian,"...

Cianjur (ANTARA) - Jalan nasional di wilayah Cianjur selatan yang penghubungkan antar kabupaten di Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Sindangbarang, menuju Kecamatan Agrabinta yang sempat terputus akibat longsor, sudah dapat dilalui meski belum normal dari kedua arah.

Sekretrasis BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi, Minggu mengatakan hingga sore alat berat dari PUPR Provinsi Jabar masih berusaha menyingkirkan material longsor yang menutup jalan utama antar kecamatan di Desa Talagasari, Kecamatan Sindangbarang sepanjang 25 meter dengan ketinggian 1,5 meter.

"Longsor yang terjadi membuat akses jalan menuju Agrabinta dari Sindangbarang tidak dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat, namun hari ini, jalan utama tersebut sudah dapat dilalui meski secara bergantian," katanya.

Proses evakuasi longsoran terhambat karena material batu dan lumpur bercampur dengan batang pohon berbagai ukuran yang terbawa dari bagian atas tebing yang terdapat di sepanjang jalan tersebut, sehingga tim gabungan BPBD bersama TNI/Polri dan Relawan Tangguh Bencana, terpaksa mengunakan alat manual.
Baca juga: BPBD : Penanganan jalan tertutup longsor hampir rampung 100 persen
Baca juga: BPBD Cianjur berkoordinasi buka akses jalan

"Kemungkinan malam ini, jalur utama Sindangbarang-Agrabinta yang menghubungkan selatan Cianjur dengan selatan Sukabumi, sudah dapat dilalui secara normal karena petugas masih menyingkirkan sisa material batu dan lumpur yang masih berserakan di ruas jalan tersebut," katanya.

Sedangkan penanganan banjir yang melanda tujuh kampung di Kecamatan Sindangbarang, ungkap Irfan, saat ini sudah tuntas. Sebagian besar warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing setelah mengungsi selama dua hari terakhir, hanya warga yang rumahnya terancam longsor diminta untuk bertahan karena curah hujan masih tinggi.

Pihaknya mencatat 60 kepala keluarga dari 7 kampung di Desa Kertasari, mengungsi karena rumah mereka terendam banjir setinggi 1 meter akibat meluapnya Sungai Ciogong, tidak hanya banjir beberapa rumah di wilayah yang sama terancam longsor, sehingga Retana mengimbau warga yang rumahnya terancam untuk tetap bertahan di pengungsian.

"Curah hujan masih tinggi, sehingga warga yang sudah kembali ke rumahnya untuk membersihkan rumah dari lumpur, diimbau tetap waspada dan segera mengungsi ke tempat aman jika intensitas hujan berlangsung lama atau lebih dari dua jam," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur masih berupaya membuka jalan tertutup longsor
Baca juga: Diterjang longsor, puluhan KK di Campaka-Cianjur mengungsi

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020