Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, pada pembukaan pasar dilanda aksi lepas saham, karena pelaku pasar cenderung mengikuti pergerakan pasar global, sebab saham-saham AS melemah sehingga menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,39 persen.

Indeks BEI turun 11,440 poin menjadi 2.889,756 poin dan indeks LQ-45 berkurang 3,040 poin atau 0,54 persen menjadi 559,609 poin.

Analis Valas PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, Kamis, mengatakan, melemahnya saham-saham AS merupakan faktor utama penyebab indeks BEI terkoreksi.

Namun koreksi yang terjadi dinilai sebagai hal yang biasa, setelah beberapa hari lalu menguat, hingga sempat menembus angka 2.900 poin, katanya.

Alfiansyah mengatakan, koreksi pasar diperkirakan hanya terjadi pada hari Kamis kemungkinan indeks akan kembali menguat, karena penempatan dana asing ke pasar domestik cenderung terus meningkat.

Karena itu, indeks BEI dalam waktu tidak lama akan kembali menguat hingga mendekati angka 3.000 poin, ucapnya.

Pasar saham Indonesia, menurut dia, akan kembali bergairah, apalagi Indonesia dalam waktu dekat akan bisa mencapai rating investasi (Investment grade) yang akan memicu pasar saham bergairah.

Saham yang paling menekan indeks melemah, terutama saham Indyka Energi yang berhasil dipindahtangankan sebanyak 9,33 juta lembtr senilai Rp26,35 miliar pada kurs akhir Rp2.825 atau turun Rp50.

Saham Indyka mengalami koreksi, karena harga minyak dunia bergerak turun sehingga mempengaruh pelaku pasar melepas saham tersebut, karena khawatir harga minyak akan berlanjut turun, katanya.

Selain itu, lanjut dia, saham Astra juga turun Rp800 menjadi Rp44.700, saham United Tractor melemah Rp250 menjadi Rp19.150, saham Bank Danamon merosot Rp150 menjadi Rp5.400, saham BRI turun Rp100 menjadi Rp8.600.

Selain itu Gudang Garam melemah Rp100 menjadi Rp17.900 dan HM Sampoerna merosot Rp100 menjadi Rp13.750 per saham, katanya.
(CS/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010