Mataram (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) di Nusa Tenggara Barat mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron atas arogansi dan sikap rasisme yang ditunjukkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW dan umat Islam.
"Kami serukan kepada umat Islam di muka bumi ini untuk membela kehormatan dan keagungan Nabi Besar Muahmmad SAW yang dilecehkan Presiden Prancis, Marcon," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan ( PBNW) Syaikhuna Tuan Guru Bajang KH LG Muhammad Zainuddin Atsani dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Minggu.
Syaikhuna, panggilan akrabnya, menegaskan sebagai organisasi Islam yang konsisten memperjuangkan dan mempertahankan ajaran dan sunnah Nabi Muhammad SAW, sangat menyayangkan apa yang telah dilakukan sang presiden tersebut.
Baca juga: Presiden Jokowi kecam pernyataan Presiden Macron yang hina Islam
"Umat Islam sangat terluka dengan perbuatan tidak terpuji Macron. Kami menyerukan kepada seluruh kaum muslimin-muslimat, nahdhiyiin-nahdhiyyat di mana saja berada untuk tidak membeli dan mengkonsumsi produk-produk Prancis sebagai bukti kita tidak rela dan reda Nabi Muhammad SAW dilecehkan oleh siapa pun dan atas dalih apapun," tegas ketua umum organisasi Islam terbesar di NTB itu.
Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NW Lombok Timur ini, mengatkan Nahdlatul Wathan memandang bahwa kebebasan berpendapat tidak serta merta bebas mengungkapkannya tanpa menghargai kultur, budaya dan ideologi orang lain.
"Kebebasan itu dibatasi oleh etika, moral dan spiritual. Sekali lagi, atas nama Ketua Umum PBNW, mari kita tunjukkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara memberikan efek jera dalam berbagai dimensi, baik politik maupun ekonomi sehingga mereka tidak semena-mena terhadap Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi serukan dunia utamakan persatuan toleransi beragama
Baca juga: PKS apresiasi Presiden Jokowi kecam pernyataan Macron
Baca juga: Umat Muslim Kota Medan kecam Presiden Prancis
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020