PBB, New York (ANTARA News) - Seorang penulis dan ilmuwan politik Amerika, Rabu, di Markas PBB, New York, mengatakan serangan militer 22 hari tahun 2008 di Jalur Gaza bukan perang, tapi itu adalah pembantaian.
Norman G. Finkelstein mengeluarkan pernyataan tersebut sewaktu ia menyampaikan kepada wartawan di Markas PBB buku barunya, yang berjudul "This Time We Went Too Far, Truth & Consequences of the Gaza Invasion".
Ia mengutip kesaksian dari tentara Israel yang ikut dalam serangan militer itu untuk mempertahankan pendapatnya --"Tak ada pertempuran" dan "Tak ada musuh di lapangan".
Serangan militer Israel selama 22 hari, yang dimulai pada 27 Desember 2008, menewaskan lebih 1.400 orang Palestina dan 13 orang Israel.
Finkelstein mengutip keterangan orang Israel bahwa Israel menang dalam perang di Jalur Gaza dan memulihkan kemampuan penangkalnya di wilayah Palestina yang diduduki.
"Israel mengetahui HAMAS tak memiliki pasukan tempur," katanya. "Bagaimana anda dapat memulihkan kemampuan penangkal terhadap musuh yang tak memiliki kemampuan berperang?"
Sementara itu, Finkelstein juga mendesak pers agar berhati-hati dengan penggunaan pada pada berita baru mereka. Ia mengutip contoh kata seperti "kontroversial" ketika menggambarkan laporan oleh satu panel AS, yang dipimpin oleh Hakim Richard Goldstone, mantan jaksa di pengadilan kejahatan perang PBB bagi bekas Yugoslavia dan Rwanda. Laporan tersebut dikenal dengan nama laporan Goldstone.
"Pada kenyataannya, laporan Goldstone adalah yang paling berhati-hati," katanya. "Laporan Goldstone tidak kontroversial, itu berhati-hati, konservatif dan bijaksana."
Tim penyelidik empat-anggota itu menemukan bukti bahwa pasukan Israel dan gerilyawan Palestina melakukan kejahatan perang serius dan pelanggaran hukum kemanusiaan, yang mungkin menjadi kejahatan terhadap umat manusia, selama konflik pada Desember 2008 dan Januari 2009 tersebut.
"Ketika anda menggunakan kata seperti `perang` atau `kontroversial` (di dalam berita anda), anda, baik secara sukarela atau tidak, menjadi agen propaganda Israel," tambahnya.(C003/A011)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010