Paris (ANTARA) - Pendeta Ortodoks Yunani, Sabtu (31/10), ditembak hingga luka parah di salah satu gereja di Kota Lyon, Prancis, dan si pelaku kabur usai melakukan serangan, menurut keterangan sumber di kepolisian serta saksi mata.

Dalam beberapa jam setelah kejadian itu, belum ada petunjuk jelas soal motif serangan.

Petugas juga tidak menyebutkan bahwa serangan itu terkait dengan terorisme.

Sumber di kepolisian dan lembaga peradilan mengatakan jaksa anti terorisme belum didatangkan.

Pendeta tersebut ditembak dua kali sekitar pukul 16:00 waktu setempat saat sedang menutup gereja dan kini dalam perawatan akibat luka serius yang dialaminya, kata sumber kepolisian.

Saksi mata mengatakan gereja yang berada di pusat Kota Lyon itu, adalah Ortodoks Yunani.

Sumber lainnya di kepolisian mengatakan pendeta tersebut berkebangsaan Yunani dan memberi tahu layanan darurat saat mereka tiba bahwa ia tidak mengenali penyerangnya.

Pejabat pemerintah Yunani mengidentifikasi pendeta tersebut bernama Nikolaos Kakavelakis.

Seorang terduga kemudian ditangkap beberapa jam kemudian di sebuah kios kebab di Kota Lyon dan ditahan di kantor polisi, menurut sumber pertama kepolisian.

Namun, tidak ada konfirmasi apakah orang tersebut merupakan tersangka penyerangan, atau indikasi apakah polisi masih mengejar terduga lain.

Sumber di kantor kejaksaan Lyon mengatakan investigasi terhadap upaya pembunuhan telah dilakukan.

Serangan itu terjadi dua hari setelah seseorang yang meneriakkan "Allahu Akbar" memenggal seorang perempuan dan menewaskan dua orang lainnya di gereja Kota Nice.

Sumber: Reuters

Baca juga: Dua orang tewas akibat serangan pisau di gereja Prancis

Baca juga: Prancis berlakukan status keamanan tertinggi setelah serangan di Nice

Baca juga: Pria Saudi diamankan di Jeddah usai menyerang penjaga konsulat Prancis

Perayaan Hari Bastille dalam bayang-bayang krisis corona

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020