Palu (ANTARA News) - Lebih 2.000 hektar areal tanaman kakao di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) terendam, menyusul banjir yang melanda wilayah itu dua pekan lalu.
Camat Petasia, Andi Parerengi, Kamis, membenarkan, ribuan hektar lahan kebun kakao milik rakyat tersebar di 10 desa di wilayah Kecamatan Petasia tergenang air akibat meluapnya air Sungai La`a.
Dikhawatirkan taman kakao yang saat ini masih terendam tersebut terancam rusak dan gagal panen.
Jika komoditi perkebunan yang selama ini menjadi tumpuan utama para petani di wilayah Kecamatan Petasia sampai gagal panen, dipastikan banyak petani merugi hingga miliaran rupiah.
Ia mengakui, luapan air Sungai La`a sudah semakin surut, namun demikian jika tanaman kakao terus terendam, mkemungkinan besar pohonnya bisa mati.
Akibat banjir yang melanda kabupaten Morowali, kebanyakan warga di 10 desa antara lain Bunta, Sampalowo, Onepute, Trans Togo Mulya, Togo, Tompira terpaksa meninggalkan rumah dan mmengungsi ke tempat yang aman.
Pemerintah Kecamatan membangun sejumlah posko untuk menampung para warga yang mengungsi karena pemukiman mereka terendam. Hingga saat ini masih lebih 2.000 jiwa warga bertahan di posko-posko pengungsi yang tersebar di wilayah Kecamatan Petasia, termasuk di Bunta yang merupakan posko utama.
Bencana alam banjir yang menghajar Kabupaten Morowali juga sempat melumpuhkan arus lalulintar transportasi darat dari dan ke Kolonodale, mantan ibu kota Kabupaten itu.
Badan jalan antara desa Tompira-Kolonodale terendam hingga setinggi lebih satu meter, menyebabkan kendaraan tidak bisa melintas, kecuali menggunakan rakit (perahu buatan warga).
Namun sejak beberapa hari terakhir ini, jalur yang sempat terputus itu sudah kembali normal, dan kendaraan bisa melintas dengan lancar, meski masih ada sebagian badan jalan yang terendam.
"Memang masih ada sebgian badan jalan yang terendam, tetapi bisa dilewati kendaraan," ujar Parerengi.
Hingga saat ini belum ada kepastian mengenai kerugian meterial akibat bencana alam tersebut. Pemkab Morowali masih sementara melakukan inventarisasi langsung ke lokasi-lokasi banjir di 10 desa di Kecamatan Petasia.
Semua desa yang dilanda banjir di wilayah Petasia sudah menjadi langganan tetap, sebab lokasinya memang berdekatan dengan Sungai La`a. Sewaktu-waktu bila banjir, air Sungai La`a dipastikan meluap hingga ke pemukiman penduduk. (BKO3/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010