Ambon (ANTARA News) - Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Said Assegaf, selaku Ketua Panitia lokal Sail Banda meminta acara peluncuran Sail Banda pada 15 April 2010 dikemas tidak terlalu formal atau bernuansa "standing party".
"Saya minta acara launching nanti tidak dikemas terlalu formal melainkan bernuansa "standing party", agar masyarakat juga bisa menikmati suasananya sehingga diharapkan mereka dapat menyukseskan kegiatan-kegiatan Sail banda" katanya di Ambon, Rabu.
Wagub mengatakan, masyarakat bukan hanya akan menyaksikan acara itu dari luar arena kegiatan melainkan menjadi bagian dari peluncuran tersebut, membaur bersama undangan lainnya.
Peluncuran Sail Banda diagendakan berlangsung pada malam hari dan dipusatkan di monumen gong perdamaian dunia. Namun bila lokasi tersebut diprediksi tidak dapat menampung para undangan yang datang, akan dipindahkan ke Lapangan Merdeka.
Menurut dia, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II direncanakan hadir. Acara akan dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, selaku ketua panitia nasional kegiatan pelayaran bertaraf internasional itu.
Dipilihnya Ambon sebagai tempat peluncuran Sail Banda karena daerah tersebut merupakan ibukota provinsi Maluku. Selain itu, Sail Banda diprogramkan untuk mempromosikan Maluku yang terkenal dengan wisata pantai dan bahari.
Penamaan Sail Banda didasarkan pertimbangan daerah itu merupakan ikon Maluku yang sejak zaman imperialisme terkenal sebagai pusat penghasil rempah-rempah bermutu tinggi.
Disamping itu, kata Wagub, Banda menyimpan banyak situs bersejarah, antara lain sebagai kota pembuangan tokoh proklamator Muhammad Hatta atau Bung Hatta.
Keindahan alam Banda juga tidak dapat disangsikan menarik minat banyak wisatawan, baik lokal maupun manca negara, sehingga lebih terkenal dibanding daerah-daerah lainnya di Maluku.
Said Assegaf berharap masyarakat berpartisipasi penuh menyukseskan Sail Banda agar Maluku dapat menjelma menjadi salah satu daerah wisata yang sangat layak dikunjungi.
Acara peluncuran Sail Banda dijadwalkan berlangsung selama 1,5 jam, diwarnai suguhan musik Toto Buang, hadrat, dan lagu-lagu daerah khas Maluku yang dibawakan oleh grup musik lokal, Hawaian Band. (RMY/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010