Depok (ANTARA News) - Bayi yang lahir tanpa anus, Muhammad Firdaus berhasil dioperasi dengan membuat lobang anus sementara, di Rumah Sakit (RS) Bunda Margonda, Kota Depok, Jabar.
"Alhamdulillah bayi saya sudah dibuatkan lobang anus sementara untuk buang air besar," kata orang tua bayi Firdaus, Suharto, di Depok, Rabu.
Firdaus merupakan putra pertamanya itu lahir ditangani salah seorang bidan dengan berat badan 1,7 kg. Sementara usia bayi dalam kandungan ibunya adalah 9,2 bulan.
Bayi Firdaus tanpa anus putra dari pasangan Suharto dan Irnayati (26), adalah warga tidak mampu yang beralamat di Jalan Raya Sawangan, Gg Prisma Rt 02/09 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok.
Kini biaya perawatan bayi miskin itu ditanggung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dengan memanfaatkan surat keterangan tidak mampu (SKTM).
"Kalau tidak ada SKTM mungkin sulit diterima di rumah sakait," kata Suharto, yang berprofesi sebagai pedagang kue.
Bayi yang lahir 2 April 2010 lalu, kini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Bunda, Kota Depok.
Menurut dokter bagian anak yang menangani Firdaus, dr Desyana mengatakan sejak dirujuk dari RS Bhakti Yudha Depok kondisi bayi sangat lemah dan perutnya membesar. Namun, setelah dilakukan tindakan operasi dengan membuat lobang anus sementara, buang air besar sudah lancar.
"Kita terus memantau perkembangan bayi tersebut setelah operasi," katanya.
Untuk kelanjutannya nanti, kata dia akan tetap dilakukan tindakan operasi membuat lobang anus secara permanen. Untuk operasi itu diperlukan perawatan terlebih dahulu agar kondisi fisik bayi normal.
"Lobang anus sementara itu hanya untuk membantu kelancaran buang air besar saja," ujarnya.
Dikatakan, dari hasil pemeriksaan tim dokter RS Bunda, kondisi fisik bayi Firdaus ternyata sudah terinfeksi sejak dalam kandungan ibunya, hingga memerlukan perawatan intensif guna menjaga kondisi bayi.
Menurut dia, pertumbuhan janin terhambat dalam kandungan, sehingga mengakibatkan berat badan bayi Firdaus pada saat dilahirkan tidak normal.
(T.F006/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010