Apabila nantinya hasil evaluasi dan masukan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul agar kegiatan layanan konsultasi pelajaran di sekolah tidak dijalankan, maka bisa ditunda atau bahkan dibatalkan untuk kebaikan bersama
Bantul, DIY (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunda rencana program layanan konsultasi pelajaran secara tatap muka di wilayah kecamatan dengan banyak ditemukan kasus terpapar COVID-19 antisipasi penularan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul Isdarmoko di Bantul, Jumat, mengatakan, rencana kegiatan layanan konsultasi pelajaran pada awal November 2020 sebagai upaya atau kiat mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran jarak jauh atau kejenuhan belajar di rumah selama pandemi COVID-19.
"Tentunya kita evaluasi dengan situasi dan kondisi, kalau di kami basisnya ke kecamatan bahkan sampai kelurahan, kalau memang di situ daerah yang banyak terpapar, memang di situ kita imbau tidak usah dilaksanakan, karena ini basisnya wilayah," katanya menanggapi adanya 64 siswa pada sejumlah lembaga pendidikan agama atau pondok pesantren di tiga kecamatan Bantul yang terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan data Dinas Kesehatan Bantul pada Kamis (29/10).
"Sehingga kalau memang daerah itu misalnya ada kasus positif di wilayah Sewon ya, berarti di sana tidak kita laksanakan, lagi pula ini sifatnya tidak wajib, kalau memang siswa keberatan tidak masalah, karena pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini tetap jalan," tambahnya.
Dia juga menjelaskan, apabila nantinya hasil evaluasi dan masukan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul agar kegiatan layanan konsultasi pelajaran di sekolah tidak dijalankan, maka bisa ditunda atau bahkan dibatalkan untuk kebaikan bersama.
"Kalau memang nanti ke sana, kita evaluasi untuk kita tidak laksanakan lagi, iya tidak masalah (jika ditunda) karena ini situasi dan kondisional," kata Isdarmoko.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan akan menggelar rapat koordinasi terkait dengan zonasi resiko penyebaran virus corona di Bantul yang naik menjadi zona merah karena data kasus positif dalam dua minggu terakhir.
"Soal rencana konsultasi itu kami belum bisa sampaikan statemen karena Senin besok baru akan kita rapatkan terkait zonasi yang baru. Jadi akan kita sampaikan ke semua publik tidak hanya Dinas Pendidikan, karena ini terkait dengan zona, zona risiko kita," katanya.
Terkait kasus 64 siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 yang dilaporkan pada Kamis (30/10), menurut dia, merupakan hasil skrining atau pemeriksaan kesehatan awal petugas puskesmas setempat pada beberapa lembaga pendidikan pesantren di Bantul.
"Yang 64 (kasus COVID-19) itu ada tiga kecamatan yaitu dari Sewon, Pleret dan Piyungan, kalau yang menyebut dari satu kecamatan itu mungkin dari sumber lain, tapi kalau saya menyampaikan dari tiga kecamatan, jadi kita melakukan skrining itu di tiga tempat pendidikan," demikian Sri Wahyu Joko Santosa.
Baca juga: DIY belum terapkan pembelajaran tatap muka di sekolah
Baca juga: Bertambah 12 orang, positif COVID-19 di Bantul-DIY naik 627 kasus
Baca juga: Sultan HB X: Pembukaan sekolah harus berdasarkan pertimbangan matang
Baca juga: Dinkes: 80 persen pasien positif COVID-19 di Bantul tidak bergejala
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020