Sana`a (ANTARA News) - Dinas keamanan Yaman membebaskan 54 gerilyawan Syiah yang ditangkap selama babak paling akhir bentrokan bersenjata antara prajurit pemerintah dengan gerilyawan Al-Houthi di bagian barat-laut negeri tersebut.

Keterangan Kementerian Dalam Negeri Yaman, Senin menyebutkan semua narapidana itu ditahan di satu penjara di Provinsi al-Hodeidah di bagian barat negeri tersebut.

"Pembebasan 54 pengikut Al-Houthi dilakukan berdasarkan instruksi pejabat tinggi pemerintah," kata kementerian tersebut dalam satu pernyataan yang disiarkan di jejaringnya seperti dikutip Xinhua.

Pemerintah Yaman dan gerilyawan Syiah Al-Houthi mencapai kesepakatan gencatan senjata pada 11 Februari bagi diakhirinya pertempuran sporadis di Yaman utara, yang telah berkecamuk sejak 2004.

Pemerintah Yaman menuduh gerilyawan Al-Houthi berusaha mendirikan kembali kekuasaan ulama yang digulingkan oleh revolusi Yaman 1962, yang melahirkan republik Yaman.

Sementara itu, di Provinsi Adh-Dhalee di bagian selatan negeri tersebut --yang bermasalah, pusat Gerakan Selatan, yang berusaha memerdekan diri, sebanyak 18 tersangka pengikut Gerakan Selatan dibebaskan, Senin, oleh dinas keamanan.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan, "Sebanyak 18 orang selatan ditahan pada 27 Maret karena terlibat dalam kerusuhan bersenjata, kegiatan anti-pemerintah dan mengibarkan bendera anti-persatuan dalam satu prosesi pemakaman bagi seorang pria yang tewas dalam satu aksi protes terpisah awal bulan Maret."

Yaman utara dan selatan bersatu pada 1990 berdasarkan kesepakatan antara Kongres Rakyat Umum dan Partai Sosialis Yaman. Namun, kesepakatan tersebut berantakan, sehingga meletuslah krisis antara kedua sekutu itu yang berkembang jadi perang saudara pada 1994.

Saat ini, suara bertambah besar di Yaman Selatan, tempat perasaan pemisahan diri bergolak --yang menyerukan pemisahan diri dari Yaman utara dan pemulihan negara Yaman selatan.

C003/A011

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010