"Kami butuh melihat protokol kesehatan secara realtime, terintegrasi, dan sistematis. Maka lahirlah sistem monitoring perubahan perilaku," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 Dr. Dewi Nur Aisyah dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Aplikasi monitoring yang akan segera diluncurkan tersebut, menurut dia, akan mendukung upaya pemantauan untuk mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan serta motivasi mereka melakukannya.
Data perilaku warga menjalankan protokol kesehatan yang dikumpulkan menggunakan aplikasi tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi intervensi untuk meningkatkan kepatuhan warga terhadap protokol pencegahan COVID-19.
"Jadi kita ingin mengubah yang awalnya tadinya terjadi kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat menjadi ketahanan kesehatan masyarakat. Jadi ini yang ingin kita ubah," kata Dewi.
Ia mengatakan bahwa upaya pengendalian COVID-19 menuntut kedisiplinan tinggi dari individu maupun masyarakat menjalankan protokol kesehatan seperti 3M, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, serta menjaga jarak serta menghindari kerumunan.
Oleh karena itu, ia melanjutkan, Satgas ingin secara langsung memantau perilaku warga dalam menjalankan protokol kesehatan dengan dukungan aplikasi monotoring.
Ia menambahkan, duta perubahan perilaku serta aparat TNI dan Polri yang secara langsung memantau kepatuhan masyarakat menjalankan protokol kesehatan di fasilitas tempat umum seperti pasar, tempat ibadah, tempat wisata, pusat perbelanjaan, hingga tempat berolahraga akan mendukung pengoperasian sistem pemantauan tersebut.
Selain melakukan pengawasan, mereka akan melakukan penyuluhan mengenai protokol pencegahan CVID-19 serta survei untuk mengetahui motivasi warga menjalankan protokol kesehatan.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Dr. Sonny Harry B Harmadi mengatakan bahwa sistem tersebut akan membantu upaya untuk mengamati perubahan perilaku masyarakat.
"Aplikasi ini sangat membantu untuk mengamati, memonitor dan mengevaluasi bagaimana perubahan perilaku di masyarakat secara real time," katanya.
Ia mengatakan bahwa pemantauan dan edukasi masif dibutuhkan dalam upaya membangun kesadaran warga menjalankan protokol kesehatan 3M.
Oleh karena itu, sistem monitoring penerapan protokol kesehatan juga mencakup upaya edukasi kepada masyarakat.
"Jadi dalam jangka pendek kita ingin memutus rantai penularan dan mengakhiri pandemi, dalam jangka panjang kita ingin membiasakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat," kata Sonny.
Baca juga:
Jawa Barat awasi penerapan protokol kesehatan di tempat wisata
Agen pemulihan bantu sosialisasikan protokol kesehatan
Pewarta: Katriana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020