Rawalpindi, Pakistan (ANTARA News/Reuters) - Militer Pakistan akan melancarkan manuver terbesarnya dalam 20 tahun pekan depan untuk menghadapi ancaman perang konvensional dengan musuh lamanya India, demikian pejabat-pejabat militer, Senin.
Pakistan dan India telah melakukan tiga perang sejak kemerdekaan mereka dari pemerintah Inggris pada 1947 dan hubungan kedua negara tegang sejak serangan di kota Mumbai, India, pada November 2008 yang dipersalahkan pada gerilyawan yang bermarkas di Pakistan.
Tapi sekutu Barat Pakistan, khususnya AS, ingin Pakistan memusatkan perhatian pada gerilyawan yang telah memperluas perjuangan mereka dari wilayah barat yang terpencil dekat perbatasan Afghanistan ke kota-kota sedang dan besar di seluruh negeri itu.
Latihan dengan nama sandi Azm e Nau (New Resolve) 3 itu akan berlangung 10 April hingga 13 Mei dan akan melibatkan hampir 50.000 tentara.
"Perang itu hanya akan dipusatkan pada perang konvensional atas perbatasan timurnya," jelas Mayor Jenderal Muzamil Hussain, direktur jenderal pelatihan militer pada konferensi pers.
India dan Pakistan yang bersenjata nuklir telah berperang singkat, tapi konflik di pegunungan di wilayah Kashmir yang diperselihkan pada 1999 hebat dan mendekati tepi perang keempat setelah serangan gerilyawan di gedung parlemen India pada 2001.
Kedua negara itu melancarkan proses perdamaian sementara pada awal 204, tapi India menangguhkan pembicaraan itu setelah serangan Mumbai. Mereka mengadakan pembicaraan resmi pertama mereka sejak serangan Mumbai bulan lalu.
Tak dapat dilupakan
Militer Pakistan secara tradisional terlatih untuk menghadapi pasukan dari India.
Bagaimanapun, Pakistan menghadapi ancaman yang meningkat dari gerilyawan sejak negara itu bergabung dengan perang pimpinan-AS terhadap Taliban dan Al Qaida setelah serangan 11 September 2001.
Gerilyawan telah menyerang konsulat AS di kota Peshawar, Senin, beberapa jam setelah mereka membunuh 38 orang dalam serangan bunuh diri di tempat lainnya di Pakistan baratlaut.
Beberapa pengritik mengatakan sementara pasukan bersenjata Pakistan terlatih menghadapi ancaman dari India, mereka kurang memiliki kemampuan dalam taktik anti-gerilyawan.
Tapi Hussain menolak penilaian itu dan menyatakan bahwa orang-orangnya terlatih penuh untuk menghadapi gerilyawan yang bermarkas di perbatasan baratnnya.
"Kami menyadari ancaman di front barat, kami menghadapi masalah keamanan internal dan kami tidak dapat lupa pada apa yang dapat terjadi di perbatasan timur," katanya.
Militer Pakistan menghadapi proses pelatihan tentara yang sangat komprehensif yang akan masuk pertempuran di zona barat."
Latihan itu sebagian besar akan dipusatkan di provinsi Punjab di Pakistan tengah dan provinsi Sindh di selatan, keduanya berbatasan dengan India.
Juru bicara Kayor Jendeal Athar Abbas menyatakan India telah diberi tahu mengenai latihan itu.
Militer telah melakukan latihan terbesarnya yang melibatkan 200.000 tentara pada 1989. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010