Kinsahasa (ANTARA News/Reuters) - Pasukan pemerintah yang didukung PBB telah merebut kembali bandar udara provinsi Kongo pada Senin setelah pertempuran hebat dengan gerilyawan yang menewaskan dua pekerja PBB, kata seorang perwira tentara.
Bentrokan itu menguatkan dugaan bahwa keberlangsungan negara Afrika tengah itu bergantung pada pasukan penjaga perdamaian.
Pertempuran di akhir pekan di Mbandaka, ibu kota provinsi Equateur, itu menandakan meluasnya pemberontakan dan meningkatnya konflik di bagian timur dan timurlaut negara itu.
"Kami telah menguasai kembali bandara tersebut. Bandara itu kini telah berada di genggaman kami," kata Jeneral Kongo, Janvier Mayanga, kepada Reuters lewat telepon dari Mbandaka pada Senin.
"Beberapa personel pasukan tentara dan kepolisian tewas," kata dia tanpa memberi keterangan lebih rinci.
Gerilyawan Enyele -- dari kawasan terpencil bagian utara negara itu dan tidak memiliki hubungan dengan kelompok gerilyawan di bagian timur -- menyerang kota Mbandaka pada Ahad dan merampas bandara tempat misi PBB terbesar di dunia bermarkas di bandara tersebut.
Jenderal Mayanga mengatakan gerilyawan, yang melancarkan serentetan pembantaian di sekitar bandara, telah melarikan diri ke hutan, sementara tentara mengejar mereka.
Pasukan penjaga perdamaian dari misi PBB yang disebut MONUC turut ambil bagian dalam serangan tersebut.
"MONUC juga di sini, mereka mendukung kami dan telah banyak berbuat untuk membantu kami," kata Mayanga.
Misi PBB telah menjadi sentral dalam usaha menenangkan Kongo sejak timbulnya perang saudara antara tahun 1998-2003 yang menewaskan jutaan orang.
Namun misi PBB itu berada di bawah tekanan pemerintah untuk secara bertahap menarik pasukannya mulai Juni tahun ini, dan harus telah rampung menarik pasukannya pada 2011 ketika negara luas berpenduduk 70 juta jiwa itu melangsungkan pemilihan umum. (M043/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010